Search This Blog

Friday, April 08, 2005

Mimpi dalam mimpi

Entahlah..
Akhir-akhir ini
Mimpi dan realita saling bertukar tempat,
Kadang kadang berebut tempat

Seperti di suatu selasa dinihari
Jatuh tidur
Mimpi tidur
Kemudian bermimpi

Berjalan-jalan di suatu padang rumput,
berwarna merah,
penuh dengan pohon-pohon raksasa tua aneh,
berbatang coklat muda berukiran yang seperti bahasa arab gundul
Entahlah..

Daun-daunnya kecil tertiup angin,
seperti telapak tangan bayi,
berwarna hijau keemasan,
tumbuh di sepanjang ranting pohon yang menutupi langit

Diantara ranting itu,
ada buah-buah sebesar jeruk bali,
berwarna biru keunguan,
juga terdapat ukiran di kulitnya yang bertekstur keras.

Sekilas ukirannya seperti angka angka

Tapi entahlah..

Leher saya pegal,
Terus menerus mendongakkan kepala,
melihat pemandangan yang seperti hasil rekayasa komputer

Dan…
Lihatlah langit itu!
Awan masih menyerupai gumpalan kapas putih
Tapi langitnya berwarna.. warna..
Warna apa?
Entahlah..

Belum pernah melihat warna seperti itu!
Ternyata nalar manusia belum sampai
untuk menemukan dan menafsirkan warna itu!

Sungguh indah…

Dan ooh!

Mataharinya pun tidak kalah ajaib!

Tapi itu matahari bukan ya?

Kok gak silau?

Eh kok ada empat?

Loh kok?


Saya terbangun.,
Tapi entah terbangun dari mimpi..
Atau terbangun dari mimpi dalam mimpi

Entahlah..
Akhir-akhir ini
Mimpi dan realita saling bertukar tempat.
Kadang kadang berebut tempat


Suatu Rabu dinihari
Jatuh tidur
Mimpi biasa
Kemudian bangun!

Kok gelap?

Suasana sepi sekali…
Saya bisa mendengar hening begitu keras.

Tubuh terasa ringan!

Tapi mana tangan saya?
Tubuh saya?
Kaki?!


Bahkan batang hidung yang biasanya terlihat pun tidak terlihat!

Tapi dingin terasa menusuk hati..
Hmm, emang hati masih ada?

Terdengar suara suara orang bergumam..

Eh… kedengerannya..
Seperti berdoa!


Mereka menyebut nama saya!
Mereka…
Mereka minta saya diberikan tempat layak disisi Nya!

Ada cahaya putih yang menghangatkan ..ehm.. jiwa saya..

Tubuh gak punya, mungkin tepatnya jiwa?

Orang-orang yang terdengar mendoakan saya,
Satu persatu tak terdengar lagi..
Cahaya hangat itu makin meredup..

Makin meredup..

Oh, doakan saya lagi!
Doakan saya lagi!

Dingin!
Sakit! Gak tahan!


Enaknya hidup
Bisa minta tolong sana sini;
Keluarga
Sahabat
Para ahli..

Begitu mati
Hanya ada saya
Aku
Sendiri..

Hanya amal
Dan doa
Yang bisa menolong

Dimana hal ini jarang dilakukan

Atau mungkin juga sering,
Tapi porsi dosa jauh lebih besar..

Tuhan maafkan saya!
Hidupkan saya lagi..



Hidup..

Kan..

Sa..

Ya..

Lagi…

Entahlah..
Akhir-akhir ini
Mimpi dan realita saling bertukar tempat.
Kadang kadang berebut tempat


Saya mungkin gila.
Tapi untung lingkungan saya penuh orang gila.
Jadi saya tampak normal… (baca Mayoritas VS Minoritas)

No comments:

Post a Comment

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*