Search This Blog

Saturday, July 16, 2005

Kucing persia

Ketika membuka pintu paviliun di tengah malam, saya dikejutkan oleh kehadiran makhluk kecil yang sedang terdiam menunduk.

Makhluk kecil itu adalah seekor kucing persia berbulu abu beralur hitam yang sangat cantik, sedang berdiri di depan pintu paviliun Sudah lama kucing cantik milik tetangga ini tidak berkunjung.

“Hei, Kyuna, kamu kok tambah lucu aja,” saya mengangkat kucing itu perlahan agar bisa melihat wajahnya dengan jelas. Perut Kyuna terasa tebal dan membuncit.

“Loh, kamu hamil lagi ?!” tanya saya cemas. Kyuna baru saja keguguran dua bulan yang lalu.

Kyuna menjawab lewat tatapan mata sayunya yang sembab dan hidungnya kemerahan. Tidak tahan melihat raut mukanya, saya memeluk Kyuna erat-erat dan membaringkannya di tempat tidur.

“Selalu cuma bertahan tiga bulan...” Kyuna mulai mengeong.

“Maksud lo? Marcell ninggalin lo?” Marcell adalah kucing anggora jantan yang tinggal di RT sebelah. Tapi ‘kejantanannya’ sudah terkenal sampai satu RW.

Kyuna mengangguk. Mata sayunya menutup rapat. Lalu dia membuka mulut mungilnya,”Dia sekarang lagi deket sama Muti, kucing kampung yang suka nemenin majikannya jaga warung depan. Aku gak rela Marcell ninggalin aku demi kucing rendahan dan jelek kaya gitu! Kenapa sih, aku gampang dapetin kucing jantan tapi juga cepet ditinggalin?” Di sela-sela ‘curhatannya’, hidung Kyuna mengendus ngendus ke arah meja kayu kecil di dekat TV.

“Kyuna laper? Itu ada ikan asin sepotong lagi.”

Kyuna kontan menggelengkan kepala. Kucing persia tidak boleh makan ikan asin. Bekas manusia lagi. “Itu makanannya Muti..” ujarnya geram.

Saya hanya menggeleng pelan. Bahkan dalam keadaan terpurukpun dia tetap angkuh. Muti memang hanya kucing kampung. Tapi dia punya ‘faktor X’ yang bisa meluluh lantakkan kucing-kucing ras unggul manapun. Dan Marcell termasuk pejantan yang mampu nangkep kecantikan hati dari seekor Muti yang ‘hanya’ berbulu kuning itu..

Kecantikan memang relatif, tapi bisa dihitung dengan rumus kecantikan yang sangat sederhana...

Kyuna
Fisik 9 + Hati (-2) = 7

Muti
Fisik 4 + Hati (8) = 12

Hmm. terdengar klise? Ini bukan sebuah cerita hiburan atau pembelaan untuk makhluk yang diberi tampilan fisik pas-pasan. Tapi kenyataannya, kucing-kucing seperti Kyuna hanya akan memenangkan impresi pertama saja. Yah, mungkin juga kedua, ketiga, keempat dan kelima. Tapi selanjutnya, justru kucing-kucing seperti Muti yang bertahan lama dan memenangkan impresi yang begitu mendalam. Sungguh beruntung bagi Marcell yang bisa ‘menangkap’ nilai 12 dalam diri Muti. Angka ini bukan tidak mungkin akan bertambah terus seiring waktu dan rasa.

Eh, mana ya yang lebih diberkati? Makhluk yang bisa mengeluarkan inner beautynya, atau makhluk yang bisa melihat / menangkap inner beauty makhluk lain?

Praaang!!!

Piring berwarna hijau di atas meja jatuh ke lantai dan memecahkan lamunan saya.

Kyuna tertangkap basah sedang menggigit ikan asin yang tinggal setengahnya..

1 comment:

  1. Anonymous10:38 AM

    Hi. Saya suka sekali dg cerita ini. Terima kasih telah menulisnya ya :)

    Cheers.

    ReplyDelete

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*