Search This Blog

Sunday, October 21, 2007

Kacamata ajaib Odie


“Huahhh!” Odie menguap sampai mulutnya menganga selebar kepalan tangannya. Bangun subuh terasa seperti baru beberapa detik yang lalu. Odie lalu membalikkan tubuhnya dengan malas. Liburan lebaran membuat bobot tubuhnya naik lima kilogram hanya dalam satu minggu. Yah, gak heran juga sih. Secara setiap sarapan, makan siang, makan malam, juga termasuk ngemil, menu yang Odie santap selalu sama: opor ayam, gule sapi, sambal goreng kentang, dan minuman bersoda. Belum termasuk ‘hidangan pencuci mulut’ seperti kue keju dan nastar.Tubuhnya yang termasuk bongsor untuk ukuran anak berusia 14 tahun, semakin terlihat membesar.

“Uhuk!” Tiba-tiba tenggorokan Odie terasa gatal, paru-parunya terasa sesak. Asap rokok tiba-tiba menyeruak masuk ke saluran pernafasannya.

Pasti Om Aga!

Odie langsung memakai kacamata yang selalu ia simpan di samping kasur ketika tidur, untuk memastikan dugaannya. Maklum, mata kirinya minus tiga, mata kanannya silindris dua.

Ternyata benar, si Om Aga dengan kepulan asap rokok putih nya sudah berada di depannya.

“Cepet beresin kamarmu.” kata Om Aga dengan mimik wajah dan intonasi kata yang datar. Ia lalu mengeluarkan beberapa lembar dua puluh ribuan dari kantong celananya. “Udah itu, beli tiga bungkus nasi kuning, dan ambil kue tart pesenan di toko bibi Mira buat ayahmu!”

Ya ampun! Odie baru teringat, hari ini adalah hari ulang tahun ayahnya. Dan mereka sudah berencana untuk memberikan kejutan pada saat sebelum ayah berangkat bekerja, yaitu sekitar jam 7an, yang berarti….

Odie melihat jam dinding kamarnya.

50 menit lagi!

Eh, jam ini kan telat 10 menit!

Waduh, 40 menit lagi!

Odie langsung beranjak dari tempat tidurnya, namun ia malah tersungkur jatuh. Untung tangannya dengan sigap langsung menopang badannya yang jatuh terjerembab ke atas lantai. Rupanya kaki Odie tersandung kaki Abi, sepupunya, anaknya Om Aga yang hobi tidur di lantai kamarnya.

Odie lalu menuju kamar mandi, berniat untuk gosok gigi. Tapi tidak jadi, karena pasta giginya ternyata habis! Ia lalu membuka jendela kamarnya, mulai membereskan seprai, dan membereskan piring sisa makan semalam dan barang-barang yang berserakan di atas karpet dan lantai, secara cepat.

Setelah selesai beres-beres kamar, ia langsung menuju keluar rumah. Angin dingin mulai terasa menusuk pori-pori di sekujur kulit tubuhnya. Ketika ia melewati rumah tetangga, dua anak kembar berlainan wajah sedang asyik bermain-main. Dengan muka jahil mereka mengajak Odie bermain-main bersama mereka. Namun karena sedang terburu-buru, Odie menolak ajakan mereka sambil berjanji akan menemani mereka siang nanti.

Komplek perumahan Odie memiliki pemandangan khas; rumah tanpa pagar dan taman bunga di sepanjang trotoar. Di tikungan jalan ada warung nasi kuning yang terkenal akan kelengkapan lauk-pauk dan kelezatan rasanya. Orang-orang menyebutnya ‘naningkung’, alias nasi kuning tikungan.

Odie langsung memesan tiga bungkus nasi kuning. Untuk meringkas waktu, sambil menunggu pesanannya selesai, Odie langsung menuju toko bibi Mira, yang terletak sekitar 120 meter dari naningkung.

Bibi Mira sedang mengelap kaca jendela rumahnya, ketika melihat pantulan bayangan Odie di kaca yang sedang menuju ke arahnya. Bibi Mira langsung memberikan tanda kepada Odie agar menunggu sebentar. Toko kue bibi Mira sebetulnya baru buka jam 9 pagi. Tapi khusus bagi pelanggan loyal, bibi Mira bisa buka 24 jam. Odie lalu menunggu di ruang studio di sebelah ruang tamu. Keluarga bibi Mira memang keluarga pebisnis. Bibi Mira dan Vira, anak perempuan satu-satunya, mengelola toko kue, sedangkan paman Heru dan Neru, anak laki-laki satu-satunya, mengelola studio band.

Beberapa saat kemudian, bibi Mira keluar dari tokok kuenya dengan mimik wajah kebingungan.

“Odie, bibi mau pasang lilin angka di atas kuenya. Ayahmu itu berapa tahun ya?”

Waduh! Odie terdiam. Ia ikut kebingungan, karena lupa berapa tahun ayahnya sekarang. Parahnya lagi, ponsel Odie tidak terbawa, akibat tadi terburu-buru.

AHA!

Buat apa punya kacamata ajaib bila tidak digunakan?

Odie lalu memijit tombol kecil yang berada di ujung depan gagang kanan kacamatanya, sambil bertanya, “Ayahku hari ini ulang tahun yang keberapa ya?”

Lalu beberapa pemandangan yang telah terekam selama kacamatanya dipakai Odie hari ini, ditampilkan dalam kedua lensa kacamata Odie seperti kamera yang sedang memamerkan foto-foto hasil jepretannya. Kacamata Odie mempunyai kemampuan memberikan petunjuk untuk setiap pertanyaan yang diajukan oleh Odie melalui rekaman-rekaman gambarnya..
































Hayooo, kamu bisa lihat gak petunjuk yang diberikan oleh kacamata ajaib Odie?

Ayahnya Odie hari ini ulang tahun yang keberapa ya?

5 comments:

  1. Anonymous9:33 PM

    hmmmmm.....ada 4...ada 0 juga....

    ReplyDelete
  2. 40 tahun yaaa, hayo ngakuw :D

    ReplyDelete
  3. Anonymous5:35 PM

    kalo diliat dari kaki yang stengah melipat sih, pasti 40 :) am i right? will i get a prize? Hehe

    ReplyDelete
  4. Anonymous1:23 AM

    hihihi keren artikelnya :-)

    ReplyDelete
  5. semua image mengarah pada angka 4 dan 0...berarti 40.
    artikelnya keren..kaya baca serial detektif waktu jaman 80an :D

    ReplyDelete

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*