Search This Blog

Thursday, January 29, 2009

Aliran sesat pengumbar nikmat

The Banquet by Paul Cézanne @1880


Semakin banyak orang mengaku Tuhan, sementara lainnya ada yang bertahan jadi setan.

Tuhan gadungan bikin agama seolah sebuah produk, dengan penyebarannya menyerupai MLM. Semakin banyak downline, semakin banyak pula poin bebas dosa, yang berarti semakin tinggilah tingkatan surga yang siap dihuni. Bagi yang kurang pintar ngumpulin downline, jangan gundah gulana… poin bebas dosa bisa dibeli dengan cara bayar iuran… bisa tunai maupun kredit, langsung kirim ke rekening Tuhan (gadungan).

Keyakinan memang sebuah pilihan. Tapi kalo diwarnai paksaan… wah, rasanya lebih ganggu dari temen yang nyekokin vodka di saat kita sedang hepatitis. Been there done that—TWICE!

Mmmh… tips buat yang emang niat banget bikin aliran sesat, jadilah—seenggaknya—original. Kalo memang pengen comot sana-comot sini, yah terserah—asal jangan ngubrak-ngabrik sampai ngelarang menu utama ibadah sebuah keyakinan, apalagi minta bantuan Presiden buat ngehapus ajaran agama. Kalo udah masuk ganggu lahan pondasi hati, sudilah kiranya gue ikut melabeli ajaran tersebut sebagai aliran sesat.

Dan… baiklah… nominasi berikutnya untuk Sesat Award 2009 adalah Ajaran Satria Piningit Weteng Buwono!

Seperti halnya aliran lainnya, sang pemimpin yang bernama Agus Imam Solichin ini juga hobi gunta-ganti “wujud”, di awal “karir”nya mengaku titisan Soekarno, kemudian menjelma jadi Imam Mahdi sang penyelamat umat, lalu sekarang bertransformasi jadi Tuhan. Dan sampai saat note ini ditulis, Tuhan gadungan ini pun jadi buronan.

Cara peribadahan mereka nampaknya masih misteri. Karena beda berita, beda pula informasinya. Yah, intinya kalo menurut detiknews, salah satu ritual aliran ini mengeksplotasi dan mempraktekkan seks bebas di kalangan pengikutnya. Jadi versi cara beribadahnya ada yang rame-rame bugil tapi tetep berhubungan intim dengan pasangan masing-masing (hah?), dan juga versi rame-rame tuker pasangan—masuk sana isep sini layaknya orgy (tolong koreksi kalo salah, ya).


Woow, unik juga ya cara ibadah mereka; seks bebas beramai-ramai.
Tapi kalo fantasi terliar ini menjadi sebuah kewajiban—yang ditinggalkan maka berdosa… gimana jadinya, ya? Mengingat kalo hubungan seks, kan, membutuhkan berbagai macam syarat (baik ereksi maupun rasa kasih yang terpupuk secara bertahap—hey, gak semua orang bisa one night stand apalagi orgy, loh)

Apakah ada dispensasi bagi para wanita menopause atau lelaki impoten? Atau mereka akan langsung dikategorikan sebagai golongan penghuni neraka?

Yang paling ngeri, pemerkosaan masal bisa saja terjadi mengatasnamakan agama.
Atau bisa jadi malah ada yang berasa eneg dan alergi sama seks; liat cewek atau cowok telanjang dikit aja, langsung ngerasa beban…


Ah… baik buruk memang asyik dibolak-balik. Hitam putih seru diutak-atik.
Kayaknya memang mesti mulai nguatin keyakinan masing-masing biar tahan dikitik-kitik.

Jadi sedahsyat apapun gangguan-ancaman-paksaan datang kiri-kanan, semoga damai bakai tetep terpelihara di hati yang paling dalam…. Amin!

Ikutan ngasih komentar, yuuuk... di sini!

You must sign up for Facebook to add or see all comments.
Already a member? Please login
Already login?