“Kami adalah polisi moral! Lebih tinggi derajatnya dari polisi biasa!”
Saat yang lain tertawa getir, aku menahan pilu hati. Perkataan itu persis yang kudengar kala tertangkap polisi syariah di Saudi setahun yang lalu.
Banyak adegan dan percakapan ONROP! Musikal yang terasa realistis dan menyenggol-bacok ruang emosiku.
Terlebih saat menandatangani surat tahanan kala itu, aku sempat berpikir; ‘Jangan-jangan penjara di Saudi isinya orang-orang baik hati dan keren kayak gue.” Dan pulau Onrop menjawab khayalanku. Tiba-tiba aku ingin mengawini Joko Anwar; sang sutradara.
Di luar keterikatan emosiku dengan skenario cerita, ONROP! Musikal membuat mata juling; banyak yang menarik perhatian di panggung dalam setiap adegannya. Tata lampu, ornamen, tarian, bahkan mimik setiap pemeran, tak ada satu pun yang menghalangi gemericik kagumku ini.
Dan... ah... ada seseorang di panggung yang membuat anganku membuncah, darah bergejolak dan bulu dada rontok.
Saat pementasan usai, aku sengaja berkeliaran di sekitar backstage untuk mencegat si pencuri hati.
Saking tak sabarnya, aku langsung masuk ke ruang terlarang.
Hei, itu dia si pujaan hati sedang berganti pakaian!
Aku langsung bersimpuh, mengungkapkan rasa secara utuh.
Diam-diam kulirik sebuah nama dalam kartu tanda pengenal berfotokan dirinya; Aimee Saras. Apakah ini hanya semata kebetulan, Saras mendapatkan peran sebagai Sari? *suara ala Feni Ros*
Tak tahan dengan tanda tanya yang berkecamuk dalam hati, aku memutuskan memberondongi Saras dengan segala kegundahan ini...
Ceritain dong proses audisi sampai akhirnya bisa dapet peran utama sebagai Sari di Onrop?
Pertama kali denger tentang audisi Onrop itu dari twitter-nya Joko Anwar. Saking excited-nya tanpa pikir dua kali, gue langsung log on ke web-nya onropmusikal.com untuk daftar. Dan ternyata Onrop adalah produksi drama musikal (Joko Anwar’s first time too!) Gue sekaligus penasaran ceritanya gimana karena judul Onrop itu dibalik “porno”. Hahaha!
Ario Bayu, who happens to be my distant cousin also gave me a call and encouraged me to audition (thanks, Bay!). Makin tambah semangat banget, deh, untuk daftar Sempet deg-degan juga, sih, karena banyak sekali yang mendaftar dan menunggu kapan akan dapat jadwal audisinya.
Akhirnya gue ditelepon juga--nggak nyangka. (phew!) Too excited!! Because i’ve been waiting for something like this since I came back to Indonesia!
Gue lupa berapa lama tepatnya gue ditelepon buat audisi, yang pasti susah banget nyocokin jadwal audisi Onrop karena waktu itu gue masih siaran prime time sore di salah satu radio Jakarta. Gue mikir, kalo emang ini buat gue, pasti ada jalannya.
As you’ve heard before: Where there’s a will, there’s a way. Dan ternyata benar, gue dapet jadwal untuk audisi di GIGI dance studio Radio Dalam. I really prepared for the audition. From what I’ve learned before during my experience, in a musical audition, choosing the right song for the right play is crucial. Genre lagunya adalah jazz/broadway. Gue inget tweet-nya Joko waktu itu--more or less: kalo bisa lagunya jangan L-O-V-E karena udah banyak yang nyanyiin. So I chose to sing “Big Spender” (Fosse/Sweet Charity) because it screams sexy all over it! Menurut gue cukup Onrop lah! Hahaha! Karena kalo ALL THAT JAZZ pasti juga udah banyak yang nyanyiin.
Di pikiran gue kalo audisi buat nyanyi kan sendiri-sendiri gitu; dipanggil ke sebuah ruangan. Eh, ternyata... tidak! Semua peserta dikumpulin jadi satu di studio, duduk setengah lingkaran, satu-satu dipanggil nyanyi di depan grup tersebut, sementara para juri di depan mata sudah berkumpul (Abang Joko, Bunda (Afi Shamara), IrvNat dan Mas Eko dll…)
Setelah audisi nyanyi--di saat itu juga--kita harus audisi nari dengan cara menghafalkan koreografi Mas Eko. Asli susah banget!!! (Secara Mas Eko pernah juga nari buat Madonna ya).
Waktu yang dikasih buat ngafalin juga bentar banget. Sempet nggak yakin bisa ngikutin. Tapi mengingat ada basic nari dan PD tingkat tinggi, gue nari aja, deh!
Semua lalu nari bareng-bareng terus dibagi jadi grup. Itu tahap pertama audisi.
Gue masih harus tetap menunggu apakah akan ada kabar selanjutnya (deg-degan belom selse juga).
Beruntung sekali gue dapet telepon untuk dateng lagi ke tahap kedua! Di tahap kedua ini sedikit berbeda dengan yang pertama karena ditambah sesi akting dan kita semua harus mempelajari lagu Onrop; Kalo Ngga Ada Kamu, Apalah Gunanya dan Lagu Sedih / Kenapa Harus Drama?). Baru setelah itu kita dikasih monolog untuk audisi akting.
Tahap dua selesai, dari situ gue pun harus menunggu apakah akan lolos ke tahap berikutnya; ternyata ada audisi tahap ketiga/terakhir. Tahap ini juga yang menentukan peran/karakter. (Makin deg-degan lagi, deh).
Dan gue pun beruntung kembali karena dapet telepon untuk audisi tahap terakhir. At this point, im happy with any role i can get! Untuk masuk di Onrop aja gue pasti udah seneng banget!!
Tempat audisi pindah ke Kemang yang juga menjadi tempat sakral latihan kita. Gue sempet dicoba untuk peran gelandangan, sebelum peran utama Sari ini.
Seperti layaknya proses-proses audisi akting biasa, tes dialog berdasarkan peran dengan lawan main dicoba juga. Final stage of audition has been over. Di sini gue juga belom tau apakah akan masuk ke Onrop. Gue dikasih tau kalo hasil audisi, alias siapa yang mendapatkan karakter apa, akan diumumkan di website & twitter Joko Anwar.
Di hari saat keputusan diumumkan, gue lagi siaran dan udah keburu lupa juga. Iseng-iseng gue ngecek twitter dan ada temen; Nazyra C Noer yang mention: congratz @aimeesaras as Sari! Shock, happy and full of disbelief!
Gue langsung buka website-nya buat ngecek, apakah semua itu benar?? Dan memang confirmed, nama gue tertulis di daftar cast Onrop sebagai Sari! It was a moment I can’t forget. Bersyukur lebih karena bisa mendapatkan peran utama Onrop Musikal.
Apa karakter Sari yang elo banget?
Abang Joko pernah bilang ”You are Sari!”. Irv Nat (vocal arranger Onrop) juga bilang “ Sari is You. You are Sari”. My bestfriend, Pasha also said the same thing, “It’s so you. It’s as if you’re not acting.”
Gue pun ngerasa, karakternya emang gue banget, sih! Hahahaha! Kecuali bagian Sari sebenarnya pemalu dan setia banget sama pacarnya walaupun selama dua tahun nggak pernah dijamah... hahaha! Kalo gue kayaknya udah keburu cari pacar baru ya.
Karakter Sari yang playful, sassy, fierce, pembangkang dan nggak bisa diatur ada di dalem diri gue. Begitupun sifat Sari yang mandiri tapi sebenernya perlu perhatian dan kadang-kadang pengen banget dimanja sama pacarnya. (I think this goes to every woman.) Lastly, Sari loves being a woman and not afraid to show that she is sexy. As a woman, we are all entitled to embrace our femininity and sexiness.
Seperti Sari, menurut gue sah-sah aja perempuan untuk tampil seksi, kok. Seksi bukan berarti jatuhnya harus terbuka dan jadi menggoda, kan?
Siapa karakter di Onrop yang lo pengen coba perankan?
Semuanya. A bit cliché ain’t it? Tapi beneran, menurut gue karakter-karakter di Onrop itu unik dan selalu ada aja yang bisa diulik. Plus there’s always a twist in each of them...
Bagaimana mempertahankan emosi biar selalu terjaga--konstan dalam setiap pertunjukan teater yang tentu berulang-ulang?
Kalo yang ini gue belajar banyak dari Abang Joko. Sebelum masuk panggung, kita harus tau siapa karakter kita untuk mendapatkan emosinya. Beliau pernah bilang, kalo perlu menyendiri dulu sebelum naik ke panggung. (go to a corner/find my own space) untuk memasuki karakter tersebut ke dalam diri kita. Dan sebelum masuk ke panggung harus ada motivasi dari karakter tersebut. Jadi biarpun keluar dari panggung (untuk ganti kostum yang biasanya bisa jadi distraction), emosi dari karakter tersebut masih ada.
Pernah tiba-tiba hilang ingatan di atas panggung? Gimana menanggulanginya?
Kalo ini sih totally out of control ya; pastinya pernah. Biasanya kejadian kalo terlalu fokus sama dialognya tapi nggak mendengarkan lawan main. Atau kalo terlalu grogi! Tapi bisa jadi kalo lawan main lupa dialognya, kita juga jadi terpengaruh.
Cara gue mengatasinya, setiap dialog gue dengerin bener-bener dan respon ke dialog yang diucapkan oleh lawan main. It’s the action-reaction method in acting, I believe. Jadi tidak terlihat kalo lupa line-nya di atas panggung.
Momen apa di luar panggung yang bikin lo tiba-tiba merasa Sari kembali?
Hmmmm... kebebasan untuk berekspresi dan beropini. Sari is very expressive and opinioned, selalu ingin didengar pendapatnya, always asking why? (Kenapa perempuan nggak boleh pake rok mini…misalnya), juga selalu mempertanyakan sebabnya apa. Kadang gue keinget di beberapa scene Sari yang terefleksikan dalam kehidupan gue sehari hari.
Seandainya di kehidupan nyata kita semua harus menyanyi dan menari, menarik atau pelik?
Salah satu quote dalam hidup gue: Life is full of musical! Akan sangat menarik dan menyenangkan menurut gue kalo semuanya bisa berkomunikasi dengan menyanyi dan menari; untuk itu kita perlu musik.
Musik mampu menyentuh hati sedingin apa pun dan bisa membantu orang yang kaku jadi sedikit tidak kaku. (secara reflek badan kita pasti gerak, dong, kalo denger musik)
I think life would be much simpler because through music, people understand each other more, through singing and dancing, emotion can be shown.
Menurut lo, bener nggak sih penulis itu pantatnya gak ada yang oke—seperti ada dalam salah satu dialog Onrop?
Wah, kalo yang ini gue kurang memperhatikan ya... Hahaha!
Tapi make sense, sih, kalo penulis itu pantatnya rata karena kalo nulis otomatis duduk dan lamaaa pulaa, bukan? Kecuali penulis yang hobinya menari dan setiap break nulis suka menari-nari, nah, pantatnya nggak mungkin rata... hahaha.
Adegan ciuman sama karakter Bram (Ichsan Akbar) itu pake lidah gak ya? Apa ada gejolak birahi saat melakukannya?
NOOOOOOOOOOOOOOO WAYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY!!
Kalo ciuman profesional alias screen kiss alias ciuman dituntut karena pekerjaan nggak mungkin pake lidah (but you never know ya...hahahhaha)
But seriously, pas adegan ciuman itu gue nggak pake ya dan tidak ada gejolak birahi sama sekali! Plain acting! (FYI: adegan ciuman tidak pernah dilakukan sewaktu rehearsal. Bener-bener kejadian pas manggung ONROP)
Salah satu adegan favorit gue adalah saat Sari merayu Bram di meja kerja sampai menggelinjang. Gimana caranya bisa adegan jatuh dengan cara elegan kayak gitu?
Masa siiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihh elegan??? Thank you! Adegan jatuh semestinya jadinya lucu, loh dan biar orang-orang mikir; itu jatuhnya sengaja atau nggak?.
Tapi adegan itu sering dilatih untuk dibiasain juga, and i tried to make every move of my body as if I’m dancing. Jadi jatuhnya tetep cantik, doooong... dan menghindari cedera juga.
Apa peran yang diidam-idamkan dan selalu menggugah hasrat lo?
Yang pasti peran yang sangat bertolak belakang sama karakter asli, jadi gue bener-bener jadi orang lain, sampai-sampai orang ngga bisa ’recognize’ kalo itu ’Saras’ yang akting. Gue pengen orang bisa bilang, ’itu bukan Saras banget ya perannya--tapi bisa memerankan peran itu dengan baik’.
Setelah ninggalin Indonesia 13 tahun, apa perbedaan yang kerasa menonjol pas balik ke sini?
Orang-orangnya (maaf kalo ada yang keberatan).
Ini waktu awal-awal gue balik ke sini, tahun 2007. Mungkin karena perbedaan budaya barat dan timur.
Selama di Amerika, gue tinggal di New York dan orang-orangnya tergolong cuek. In a way I can be myself without worrying what people think about me. Kalo di sini kebanyakan harus jaga image, karena gue ngerasa ada yang nge-judge.
Seringkali juga, gue ngerasa diliatin terus; I mean really staring at me (hmmm, muka gue segitu pasarannya atau is there something on my face that really bothers you??)
Cuman sekarang ini udah biasa ya… emang pengen diliatin orang terus kayanya, deh :)
Ada gak daerah di New York yang ngingetin Indonesia?
Bukan daerah tepatnya, tapi tempat aja gimana? Konsulat Jendral Republic Indonesia alias KJRI! Kalo udah ngumpul sama orang-orang indonesia kan ya gimana nggak mau inget?? ;)
Makanan teraneh apa yang pernah dimakan?
Daging uler. Kenyal-kenyal nggak jelas. Waktu SD kalo nggak salah. Eh, beneran nggak ya itu? Jangan-jangan diboongin lagi?! Ya abis nggak inget ada daging uler yg belom dimasak...
uh oh!
Cowok terbusuk seperti apa yang pernah dikencani?
Yang mengakhiri hubungan lewat SMS dengan kalimat yang kasar! Padahal pacaran aja belom! hahaha. Boy you may look good but you got some foul attitude! I hope YOU are reading this :P
Mending kehilangan suara merdu atau tampang cantik?
Another cliché reason: Cantik itu relatif. Tampang cantik bisa dibikin (oh the beauty of make up, surgery and photoshop) atau operasi plastik ala Jessica Alba atau Brad Pitt gitu, kan, masih make sense. Nah, kalo suara merdu, it’s either you have it or you don’t. It is God’s gift, I believe. Gue belom pernah denger, sih, operasi suara merdu a la Mariah Carey atau Ruth Sahanaya atau Afgan.
Sejujurnya aku masih punya 1001 pertanyaan dalam angan, tapi seseorang telah menarik lengan Saras. Aku berusaha menariknya, tapi kulitnya terlalu halus untuk kutahan dalam genggaman. *kok, kayak iklan body lotion ya*
Sambil berlalu, Saras melambaikan tangan, mengibaskan rambut dan mengedipkan matanya.
Ah, Joko Anwar benar, Saras... kamu adalah Sari!
@vabyo
Follow twitter Aimee Saras di @aimeesaras!
Saya suka Sari.. Tau kapan mengerang, tau jg kapan ga boleh ngangkang. Kadang lepas kendali tapi selalu dapat menahan birahi.
ReplyDeleteSaya juga suka Saras.. Brain + Attitude = Sexy! That is u Saras! Sexitude!
For both my gigantor friends, Buhpy n Joko, ur not only have a big body, but also a big words dan imaginations!
With ♥ @taufikimansyah alias Oo :)
Oh OO, thank you for reading and I have never felt this precious being called gigantor!
ReplyDeleteHave a blazing weekend!