Search This Blog

Thursday, August 29, 2013

Tersesat di Kota Bath (Inggris)



Peta kuno kota Bath (Wikipedia)

Indah itu sedap dipandang, nyaman digerayang.

Bagi saya, ketentuan ini berlaku untuk manusia dan kota.
Tapi “sedap dipandang” tiap orang tentu berbeda-beda. Tidak semua suka hidung bangir dan mata belo. Tidak semua juga kerasan memandangi barisan gedung pencakar langit di antara liak liuk jalan layang.

Kalo keindahan kota menurutmu adalah trotoar bebatuan, sungai yang mengalir tenang, kastil menawan, jembatan tua dan bangunan romawi penuh sejarah, pasti bakal betah berjalan-jalan di kota Bath, Inggris.

Kota ini terletak di sebelah barat daya Inggris, sekitar 156 km dari London, kurang lebih seperti perjalanan Bandung – Jakarta ke tengah kota sedikit.
Setelah membeli tiket seharga £ 21, saya naik kereta dari stasiun Paddington-London, siap menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam.

Banyak pemandangan menarik di perjalanan, yang sayangnya tak sempat saya abadikan karena laju kereta yang cepat.
Baru turn on, eh udah move on.
Tapi lumayan lah, bisa intip dikit.
Maaf videonya vertikal ya =)



Kenapa kota ini dinamakan 'mandi'?
Mengutip dari Unesco yang menobatkan kota ini sebagai situs warisan dunia, Bath didirikan bangsa Romawi sebagai thermal spa, tempat berendam karena mempunyai mata air panas alami—satu-satunya di Britania Raya.
Ternyata gempuran air tidak hanya datang dari bumi, karena begitu turun di stasiun Bath Spa, saya pun disambut air langit alias hujan rintik. Bathing in Bath!

Sambil menelusuri trotoar jalan, pandangan menyapu langit kota yang menyerupai kue lapis tiga warna; abu, biru, dan putih.


Seiring langkah di persimpangan jalan, rintik berakhir.
Sebuah papan penunjuk kota menghadang, tapi kali ini saya abaikan.
Saya ingin menyesatkan diri, menanti kejutan. Toh, saya sendirian dan tidak ada deadline.

Berminat?
Banyak cafe menggoda sepanjang trotoar
Patung burung hantu di atap rumah; pelindung keburukan.
Rumah tertua yang dibangun tahun 1482, menyajikan roti tersohor: the Original 'Sally Lunn' Bun.
Jembatan kota di atas sungai Avon

Setelah asyik mengitari kastil-kastil misterius dan menggelinjangi taman kota di pinggir sungai Avon, terdengar sayup-sayup petikan gitar yang mengalun syahdu, seperti dedaunan musim semi yang siap merekah mewah. Makin lama, makin terdengar jelas. Rupanya langkah kaki tidak salah.

Beberapa orang duduk di bangku yang mengelilingi seorang seniman jalanan. Ia meliak liuk bagai terhipnotis nada alunan gitar yang ia mainkan. Pandangan saya mendadak terampas bangunan gereja di belakang sang penghibur: Bath Abbey.

Namun, orang-orang tampak berlalu lalang ke bangunan di samping gereja yang dibangun pada abad 16 ini. Sebuah celah di dinding bebatuan terbentuk menyerupai jendela mengizinkan saya mengintip ke dalam.
Oh, tampaklah sebuah kolam kehijauan, dikelilingi pilar batu megah. Di atasnya berjajar patung kaisar Romawi nan gagah.

Oh, ini dia lokasi pemandian Romawi yang termasyur itu!
Tanpa tunggu waktu, kaki segera melaju di pijakan batu menuju Roman Baths melalui pintu masuk museum.

Saya mulai menyalakan fitur video rekam di ponsel, mulai mengambil gambar dari bangunan di bawah.
Dan... eh. tampak seorang lelaki berlilitkan kain cokelat ala kaisar Romawi berjalan di sekitar pilar (menit 0.15)



Sang kaisar jadi-jadian di tengah pilar. Eh itu batu kok bermata satu ya =D


Mungkin wujud kaisar itu salah satu atraksi dari museum untuk menarik perhatian pengunjung. Saya pun sok cuek, merekam pemandangan lain, sambil kembali curi curi pandang mengamati pilar di bawah.
Hei, sang kaisar sudah menghilang!

Sayangnya ketika turun ke bawah dan mengitari bangunan, wujud sang kaisar tak juga saya temukan. 
Menelusuri lorong kuno
Kolam uang! Saya mau berendam di sini saja!
“Orang yang berdandan ala kaisar ini di mana ya? Kalo boleh, mau foto bareng,” akhirnya saya memutuskan bertanya pada seorang staff museum.
“Tidak ada yang seperti itu,” jawabnya singkat.
“Loh, bukan dari museum?” Saya pun memamerkan video tadi.
Ia menggeleng sambil tersenyum tipis.
Saya mendadak kebelet pipis.

Jangan-jangan patung ini hidup!
Jadi siapa si kaisar Romawi itu, ya? Pengunjung iseng? Calon pengantin lagi foto pre-wed? Atau—kalau mau melilih genre horor—jiwa masa lampau yang bergentayangan?
Atau jangan-jangan justru staff museum itu yang merupakan arwah penasaran?!


Ah, terka saja dengan keinginan masing-masing, selamat berimajinasi!

[[ BERSAMBUNG ]]

Kita menyesatkan diri ke arah mana lagi, nih?

No comments:

Post a Comment

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*