Peta kuno kota Bath (Wikipedia) |
Indah itu sedap dipandang, nyaman digerayang.
Bagi saya, ketentuan ini berlaku untuk
manusia dan kota.
Tapi “sedap dipandang” tiap orang
tentu berbeda-beda. Tidak semua suka hidung bangir dan mata belo. Tidak
semua juga kerasan memandangi barisan gedung pencakar langit di antara
liak liuk jalan layang.
Kalo keindahan kota menurutmu adalah
trotoar bebatuan, sungai yang mengalir tenang, kastil menawan,
jembatan tua dan bangunan romawi penuh sejarah, pasti bakal betah
berjalan-jalan di kota Bath, Inggris.
Kota ini terletak di sebelah barat daya
Inggris, sekitar 156 km dari London, kurang lebih seperti perjalanan Bandung –
Jakarta ke tengah kota sedikit.
Setelah membeli tiket seharga £ 21, saya naik kereta dari stasiun Paddington-London, siap menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam.
Setelah membeli tiket seharga £ 21, saya naik kereta dari stasiun Paddington-London, siap menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam.
Banyak pemandangan menarik di
perjalanan, yang sayangnya tak sempat saya abadikan karena laju
kereta yang cepat.
Baru turn on, eh udah move on.
Baru turn on, eh udah move on.
Tapi lumayan lah, bisa intip dikit.
Maaf videonya vertikal ya =)
Kenapa kota ini dinamakan 'mandi'?
Mengutip dari Unesco yang menobatkan kota ini sebagai situs warisan dunia, Bath didirikan bangsa Romawi sebagai thermal spa, tempat berendam karena mempunyai mata air panas alami—satu-satunya di Britania Raya.
Mengutip dari Unesco yang menobatkan kota ini sebagai situs warisan dunia, Bath didirikan bangsa Romawi sebagai thermal spa, tempat berendam karena mempunyai mata air panas alami—satu-satunya di Britania Raya.
Ternyata gempuran
air tidak hanya datang dari bumi, karena begitu turun di stasiun Bath
Spa, saya pun disambut air langit alias hujan rintik. Bathing
in Bath!
Sambil menelusuri trotoar jalan,
pandangan menyapu langit kota yang menyerupai kue lapis tiga warna;
abu, biru, dan putih.
Seiring langkah di persimpangan jalan, rintik
berakhir.
Sebuah papan penunjuk kota menghadang,
tapi kali ini saya abaikan.
Banyak cafe menggoda sepanjang trotoar |
Patung burung hantu di atap rumah; pelindung keburukan. |
Rumah tertua yang dibangun tahun 1482, menyajikan roti tersohor: the Original 'Sally Lunn' Bun. |
Setelah asyik mengitari kastil-kastil
misterius dan menggelinjangi taman kota di pinggir sungai Avon,
terdengar sayup-sayup petikan gitar yang mengalun syahdu, seperti
dedaunan musim semi yang siap merekah mewah. Makin lama, makin
terdengar jelas. Rupanya langkah kaki tidak salah.
Beberapa orang duduk di bangku yang
mengelilingi seorang seniman jalanan. Ia meliak liuk bagai
terhipnotis nada alunan gitar yang ia mainkan. Pandangan saya
mendadak terampas bangunan gereja di belakang sang penghibur: Bath
Abbey.
Namun, orang-orang tampak berlalu
lalang ke bangunan di samping gereja yang dibangun pada abad 16 ini.
Sebuah celah di dinding bebatuan terbentuk menyerupai jendela
mengizinkan saya mengintip ke dalam.
Oh, tampaklah sebuah kolam kehijauan,
dikelilingi pilar batu megah. Di atasnya berjajar patung kaisar Romawi nan gagah.
Oh, ini dia lokasi pemandian Romawi yang
termasyur itu!
Tanpa tunggu waktu, kaki segera melaju
di pijakan batu menuju Roman Baths melalui pintu masuk museum.
Saya mulai menyalakan fitur video rekam
di ponsel, mulai mengambil gambar dari bangunan di bawah.
Dan... eh. tampak seorang lelaki
berlilitkan kain cokelat ala kaisar Romawi berjalan di sekitar pilar
(menit 0.15)
Sang kaisar jadi-jadian di tengah pilar. Eh itu batu kok bermata satu ya =D |
Mungkin wujud kaisar itu salah satu atraksi dari museum untuk menarik perhatian pengunjung. Saya pun sok cuek, merekam pemandangan lain, sambil kembali curi curi pandang mengamati pilar di bawah.
Hei, sang kaisar sudah menghilang!
Sayangnya ketika turun ke bawah dan mengitari bangunan, wujud sang kaisar tak juga saya temukan.
“Orang yang berdandan ala kaisar ini
di mana ya? Kalo boleh, mau foto bareng,” akhirnya saya memutuskan
bertanya pada seorang staff museum.
“Tidak ada yang seperti itu,”
jawabnya singkat.
“Loh, bukan dari museum?” Saya pun
memamerkan video tadi.
Ia menggeleng sambil tersenyum tipis.
Jadi siapa si kaisar Romawi itu, ya?
Pengunjung iseng? Calon pengantin lagi foto pre-wed? Atau—kalau mau
melilih genre horor—jiwa masa lampau yang bergentayangan?
Atau jangan-jangan justru staff museum
itu yang merupakan arwah penasaran?!
Ah, terka saja dengan keinginan
masing-masing, selamat berimajinasi!
[[ BERSAMBUNG ]]
[[ BERSAMBUNG ]]
No comments:
Post a Comment
Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*