Search This Blog

Thursday, May 08, 2014

Atas Nama Jenga

Selalu ada yang mengganggu hati saat mendengar embel-embel “Atas Nama”, karena tiba-tiba terdengar serius, formal, dan beberapa di antaranya berakhir 'maksa'.

“Atas Nama Bos.”
“Atas Nama Cinta.”
“Atas Nama Perusahaan.”
“Atas Nama Agama.”

Dan yang sering saya lakukan: “Atas Nama Seni”.
Entah atas seni yang mana, misalnya saya lebih senang menumpuk buku dalam keadaan vertikal ketimbang horizontal.

Ada kebanggaan tersendiri kalo bisa menumpuk buku sampai 1 meter lebih. Dan jangan-jangan, ini karena saya pelit—ogah meminjamkan buku, karena teman-teman yang ingin membaca buku di antara tumpukan terbawah sampai tengah pun jadi segan mengambil. Tepatnya takut tumpukan timpang; ambruk; dan males.

Tapi, dampak buruk dari kepelitan ini, kok saya sendiri juga jadi males ngambil ya? Karena mau baca saja jadi kayak lagi main Jenga.

Jadi ini sebenarnya atas nama seni apa atas nama Jenga ya? Tapi seambruk-ambruknya tumpukan buku, ya tinggal susun lagi lah ya—bonus muka cemberut.

Jadinya malu sendiri deh, pas nonton kompetisi Jenga di video ini; baru benda seringan buku aja udah ngedumel, gak kebayang kalau mesti nyusun balok sebesar dan seberat itu; pasti perlu alat canggih dan operator andal!

Jadi perusahaan Caterpillar; produsen perlengkapan konstruksi terbesar di dunia ini merilis iklan “The World's Largest Board Game.” Melihat 27 balok yang ternyata masing-masingnya mempunyai berat sekitar 272 kg ini 'diperebutkan' bikin deg-degan.
Yang ternyata...

akhirnya...

aduh...

Nonton sendiri saja ya:

   

No comments:

Post a Comment

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*