Search This Blog

Friday, October 08, 2004

Munchausen by proxy

Munchausen by proxy adalah suatu bentuk penyiksaan anak di mana si pelaku (biasanya ibu si korban) dengan segala cara membuat korbannya sakit untuk memperoleh simpati dan perhatian orang lain. Ia membawa si anak dari dokter ke dokter, membuatnya menjalani berbagai tes, berpindah-pindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain, dan menjalani operasi, sementara anak itu sebetulnya sama sekali tidak sakit! (dari buku Sickened: Kisah Nyata Tentang Seorang Anak Yang Sengaja Dibuat Sakit karya Julie Gregory)

Gue emang bukan korban Munchausen by proxy, tapi mungkin pelaku (dalam skala dan konteks yang berbeda ya)..

Pernah gak berusaha mencari (atau mencuri?) perhatian orang dengan membuat orang lain menjadi objek penderita?

Tentu!! :) Baik disadari ataupun nggak, rasanya membuat orang lain merana dan terhina lebih mudah daripada berusaha mengangkat harkat derajat sendiri agar menonjol di banding yang lainnya.

Dan rasanya gue gak sendiri. Dunia kerja, dunia politik, dunia selebriti banyak pelaku ‘Munchausen by proxy’. Mereka membuat (mancari) kambing hitam untuk meninggikan derajat atau bahkan menutupi aib agar perhatian orang teralihkan.

Hasilnya?

Seperti orgasme! Hanya nikmat di permukaan (awal) nya saja. Setelah itu keburukan dan keaslian mutu dan image diri muncul dengan sendirinya.

Berbicara tentang menutupi aib, gue jadi teringat dengan seseorang yang ajaib; dia mencanangkan atau mengesankan dirinya sebagai Gay Hater atau gay Phobia, what so ever! Dia selalu ‘mendiskusikan’ (baca: ngeGosip) dengan orang-orang disekitarnya kalo “si A kayanya Gay deh” atau “Aneh deh si B sering jalan ama C beduaan..pasti Gay!!” dengan mimik muka yang jiji..

So what gitu?! Hidup lo sempurna?!

Pikiran lo sempit? Atau bodoh? Mungkin pura-pura tolol..
Saya kira si orang ajaib ini memang seseorang yang berpikiran sempit, bodoh atau tolol..
Tapi ternyata fakta berbicara lain.
Singkat cerita, "Ya sutralah Diana juga Base ya jo !..”
Gay kok teriak benci gay?!?
Takut ketahuan?!

Menghina seseorang idiot gak akan membuat saya menjadi jenius..
Menghina seseorang gay gak akan membuat saya menjadi lebih jantan..
Menghina seseorang cacat gakakan membuat saya menjadi sempurna..
Menghina seseorang miskin gak akan membuat saya menjadi kaya..

Dan ternyata… selain pelaku, saya juga adalah korban..

Kita lihat aja akhir zaman, siapa yang bertahan…
Wow..it’s a rhyme!


2 comments:

  1. Anonymous7:21 PM

    what a fucking good essays. you finally could get real bitchy on commenting someone (walopun masih agak kurang nampol, v. anywey, gw tau lo emang berhati rinto). let me know the person, v. i want to fuck him/her hard in its anal(s?). hayah horny. gw lagi d yogya nih, d warnet tpencil yg untungnya boardband. hehehe. miss you so honey, wish to see you soon so we can chat and grepe2 each other.

    btw, how's d writing progress? till now i have done almost nothing but masturbating (it's a rhym ;)

    love u always, tete gigantis

    ReplyDelete
  2. gak ada gunanya menjelekkan orang lain. urus diri sendiri aja udah susah

    ReplyDelete

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*