Search This Blog

Tuesday, February 15, 2005

Ramal - Peramal - Diramal

Valby tidak percaya ramalan. Bahkan bila ada ramalan yang benar-benar terjadi sekalipun, paling dia akan berkomentar, “Ahh cuma kebeneran aja…”.

Entah apa yang membawa langkah kakinya ke seorang peramal yang konon katanya terhebat di kota ini. Ini adalah pertemuannya yang kelima kali dalam waktu empat bulan.

Sesampainya di kamar sang peramal yang hanya bercahayakan lampu kuning 20 watt, Valby hanya tersenyum tipis, menatap tajam mata sang peramal. Dia ingin tahu, sejauh apa sang peramal ini bisa meyakinkan ramalannya sehingga terdengar benar-benar akan terjadi..

“Sekarang mau tau apa? Karir atau jodoh?”

Hmm, benarkah Cuma karir dan jodoh yang jadi persoalan utama manusia? Kenapa si peramal selalu dengan sok tahunya Cuma ngasih dua pilihan?!

“Jodoh!” pendek, singkat, jelas.

“Kocok kartunya, ambil satu kartu”

Valby mengocok kartu dengan cepat, dan memberikan kartu yang dia yang pilih secara cepat, dan memberikannya pada sang peramal, secepat mungkin.

“Hmmmm…… ini adalah kartu masa lalu. Wah, kamu selalu dapet pacar pembohong ya?”

“….. (tai) …iya”, langsung terbayang di benak Valby sederetan mantan pacarnya yang entah disengaja atau tidak, kesemuanya cabul ( Chubby-chubby (baca: cabi) pembual ).

“Tapi kamu tampak menikmati kebohongan mereka, ya?. Maksudnya justru sifat pembohong merekalah yang bikin kamu tertantang?”

“……(menghela nafas).. Bisa jadi. Saya pengen tau, sanggup gak ya bikin mereka jadi jujur ama saya?”

Gini giliran sang peramal yang menatap tajam mata Valby.

“okeh… kocok lagi kartunya, ambil satu lagi”

Valby mengocok kartu dengan cepat, dan memberikan kartu yang dia yang pilih secara cepat, dan memberikannya pada sang peramal, secepat mungkin.

“Hmmmm…… ini adalah kartu masa depan… Waahhh, orang yang kamu incar jadi pasangan akan semakin dekat. Hati dan fisik gak ada masalah!! Cocok!”

Mata Valby berbinar-binar berlebihan..

“Cumaa… kok lagi-lagi dia suka bohongin kamu ya?. Dia gak ada bedanya sama mantan-mantan kamu. Pembohong!” Sang peramal memperhatikan kartunya dengan seksama.

Mata Valby langsung meredup berlebihan.. Dia sekarang benar-benar yakin, sangat yakin, kalo peramal yang konon katanya tersohor di kota ini adalah peramal yang hebat……….., sekaligus pembohong…

Valby telah mencintai peramal sejak pertemuan pertama..

No comments:

Post a Comment

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*