Search This Blog

Monday, December 10, 2012

Antara Menolong, Ikut Campur, dan Kepo

Hidup tanpa masalah sama saja kayak masakan sunda tanpa lalapan.
Ketika bermasalah dan punya teman yang menolong bagaikan masakan sunda dan lalapan dikasih bonus ikan gurame bakar saos asam manis.
Tapi saat bermasalah direcokin teman yang ikut campur dan kepo (ingin tahu ini itu), seakan makan masakan sunda disuapin paksa cabe gendot plus dicucukin duri ikan gurame.

Sebagai ilustrasi, ada beberapa contoh kasus yang disertai perbedaan antara menolong, ikut campur, atau kepo—versi saya.


Kasus 1: Temen putus pacaran.

Menolong: Menghiburnya sambil menawarkan traktiran makan atau malah pacar baru.

Ikut campur: Menelpon diam-diam mantannya menyarankan jadian kembali. Lalu menyuruh teman agar berhenti bersedih dan harus mau kalau mantannya minta balikan. * what *

Kepo: Nanya-nanya tentang putusnya kenapa-kapan-di mana-selama pacaran udah ngapain aja.


Kasus 2: Temen kehilangan dompet.

Menolong: Menawarkan menemaninya ke kantor polisi untuk bikin surat laporan kehilangan dan ke kelurahan demi pergantian KTP. Kalo ada duit lebih, ngasih dompet baru!

Ikut campur: Menasihati si teman agar beramal, karena dompet yang hilang itu pasti kurang amal. Lalu memaksa membeli barang dagangan dengan dalih setengah hasil penjualan akan disumbangkan.

Kepo: Menyelidiki kenapa bisa ilang dompet-mereknya apa-belinya kapan-isi uangnya ada berapa-dompetnya beli sendiri atau dikasih orang.

Kasus 3: Seorang nenek kebingungan saat akan menyeberang jalan.

Menolong: Menggandeng tangan Nenek sambil menuntunnya melintasi jalan.

Ikut campur: Menasihati setengah memaksa nenek untuk mengganti model sepatu, dengan dalih agar menyeberang lebih mudah. (Lebih menyebalkan, setelah itu menawarkan brosur dagangan sepatu).

Kepo: Interogasi nenek dari mana-mau kemana-suami kemana-cucu berapa-posisi tidurnya gimana.

Jangan manyun, catatan ini sekadar pengingat hati, karena saya pun sering lupa diri.

Bisa jadi agar lebih aman, dalam situasi yang bukan darurat (seperti kecebur di laut) ada kalanya pertolongan perlu ditawarkan terlebih dahulu, agar tidak mengganggu yang sekiranya perlu ditolong.
Dan bila kita yang menerima pertolongan yang justru terasa mengganggu, ada baiknya diobrolin sambil ngopi-ngopi ganteng dan tetap berterima kasih, mungkin maksudnya memang benar-benar ingin menolong—yang sayangnya malah bikin kita melolong.

Selamat menolong dan ditolong!

2 comments:

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*