Search This Blog

Friday, July 12, 2013

9 lagu favorit untuk 9 momen di London!

Setiap orang pasti punya melodi favorit kehidupannya masing-masing; entah itu soundtrack zaman SMA, pengantar lagu bobo favorit, atau kumpulan hits pengantar pup.

Selain wewangian, melodi lagu selalu berhasil membawa saya menikmati kenangan lama. Karena itulah, sebagai penulis yang lagi getol nulis buku non-fiksi, saya sengaja memasang lagu tertentu untuk momen favorit, biar kelak gampang buat pemanggilan memori ketika memulai nulis.

Dan inilah sembilan lagu yang selalu mengingatkan saya saat menjelajahi London!
Dan tanpa disengaja—entah kenapa hampir semua band / penyanyi ini berasal dari UK, mentok dikit kepeleset dari Irlandia.

Semoga menikmati!

1. Ash - Shining Light 
Lagu-lagu band britpop asal Irlandia Utara ini ibarat poni sang vokalis: Tim Wheeler, yang tampak ringan namun kokoh. Seperti teh english breakfast dengan rasa yang sekilas terlupakan tapi beraroma kuat. Shining Light selalu jadi pembuka lagu saat membuka jendela kamar di pagi hari, sambil menikmati sinar matahari di musim semi, menyegarkan sekeligus menghangatkan!  

“..yeah, you are shining light!” 


 2. Blink - Happy Day
Pertama kali denger single band alternative asal Irlandia ini, sesuai judul lagunya; bikin saya gembira seketika. Cari kaset/CD A Map Of the Universe by Blink (1994) ini susah banget—kalo nanya abang penjual, pasti dikasihnya Blink 182. Happy Day jadi pendamping saya buat naik bus double-decker, duduk di tingkat 2, sambil makan kue carrot cake dari Tesco yang murah meriah lezat itu!


“...Carrot cake in the afternoon, and the sun in gleaming through the cream on the spoon..” 


 3. The Joy Formidable – End Tapes
 Pertama kali denger lagu dari band asal Wales Utara ini dari soundtrack The Twilight Saga: Breaking Dawn. Ketukan drum End Tapes ini berhasil menyelaraskan langkah kaki dengan para Londoners yang jalannya supercepat itu. Enak buat jalan-jalan sore di Oxford Circus dengan angin sepoi yang melambai-lambaikan poni samping.



 “..Silent sorrows, breaks it Swirls with every tear drop.." 

4. The Vaccines – Wetsuit
Mungkin karena band ini dibentuk di West London, jadi soundtrack saya setiap menulis di cafe-cafe daerah Hammersmith—yang mentok-mentoknya sih nemplok di Pret a Manger, yang ternyata bacanya pre eu mon jey itu. (Iya, saya sempet nyebut Phre' eu menggeur. Haha!) Oh ya di pelataran seberang tube station Hammersmith ada air mancur kecil, bolehlah sambil denger Wetsuit, basah-basahan sambil menari slow motion!

“... for goodness sake, let us be young. Cause time gets harder to outrun, and I'm nobody, I'm not done...” 



5. Labrinth feat. Emeli Sande – Beneath Your Beautiful 
Lagu ini gak british-british amat, karena selain ditulis mereka berdua, juga bareng Mike Posner! Beneath Your Beautiful yang ada di debut album Labrinth: Electronic Earth ini sungguh syahdu merdu di telinga kala lampu-lampu kota London baru dinyalakan, dengan latar langit biru keunguan.

“....would you let me see beneath your beautiful tonight?” 



6. Glasvegas – Geraldine
Ada kekuatan magis setiap intro lagu band indie rock asal Skolandia ini berkumandang, seperti mengeluarkan semua rasa kekuatan cinta untuk tetap berpendar walau tak terbalas. Katanya lagu ini bersenandung tentang seorang wanita yang memang bernama Geraldine, ia keluar dari kerjaannya dan memutuskan ikut bantu-bantu seru Glasvegas sebagai penjual merchandise. Auw, cinta platonik! Lagu ini berhasil menyuntik semangat saya walau gak kebagian tempat duduk di bus atau London Underground saat jam-jam sibuk. Ketimbang manyun, yuk pegang tiang kencang-kencang dan mari head banging!


“..When your lost in the deep and darkest place around, may my words walk you home safe and sound.." 

7. Mumford & Sons - I Will Wait
Entahlah, sejak 2010-an, saya mendadak jadi jemaah folkrockiyah. Salah satu imannya mempercayai Mumford & Sons. Lagu ini menjadi pengantar asoy saat setia menunggu London Underground di tube station favorit saya: Tottenham Court Road underground yang hampir sepanjang dindingnya terhiasi mosaik mural karya akang Paolozzi!

“... And I'll kneel down, know my ground, and I will wait, I will wait for you!” 



8. Nick Howard – Unbreakable
Lagu penyanyi asal Brighton yang jadi pemenang The Voice edisi Jerman ini cocok didenger sambil naik London's cable car..yang..bagi..saya..me..na..kut..kan..i..tu. Mungkin karena saya naik sendirian (dan gembrot), geser pantat dikit mendadak oleng. Belum pas angin kencang, kok rasanya mendadak ingin membuat surat warisan. Tapi berkat lagu ini, saya berhasil melawati badai goncangan!


“..I’m unbreakable, I’m stronger than I’ve ever known! I’m unbreakable, you’re never going to bring me down down down.”



 9. The Belle Stars – Iko Iko
Lagu terakhir ini justru punya melodi yang paling lama nongkrong di benak saya sejak kanak-kanak. Band ini sempat eksis cukup lampau, terbentuk di London pas saya lahir, non aktif pas saya masuk TK. Dan ternyata umur lagu Iko Iko ini jauh lebih jadul, karena aslinya dibawakan The Dixie Cups' tahun 1965! Lagu ini jadi pengantar pasca nongkrong asoy di Soho, sambil agak tipsy—entah karena minuman atau kejedot bill. Sambil nunggu bus lewat, mari ikuti beat lagu sambil lenggak lenggok ala model!


"... He's not a man, he's a loving machine, jockomo feena nay!"


- Vabyo

No comments:

Post a Comment

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*