Search This Blog

Thursday, July 04, 2013

Menguak 10 Kenangan Rahasia GagasMedia

“Ini gitu, tempatnya?” Sekali lagi saya memastikan alamat di secarik kertas, mencocokkan dengan nomor gedung.

Ah, ketimbang bego kelamaan, akhirnya saya memutuskan menelepon orang yang akan saya temui.

“Halo, Mbak. Saya Valiant. Maaf nih, mau nanya alamat lagi, takutnya salah. Abis kok kayak bengkel.”

“Oh, iya, masuk aja, Val, kita di lantai dua!”

Antara tenang dan waswas, saya memasrahkan kaki melangkah ke bangunan yang temboknya belepotan oli itu. Tenang karena sudah sampai, waswas karena melihat suasana kantor penerbitan yang suram. Jangan-jangan editor di sini merangkap ahli mekanik?
Tapi begitu kaki menginjak lantai dua, hawa yang hangat mendadak menyelimuti hati.

“Valiant ya?” Sambut seorang perempuan imut berkuncir panjang. “Saya Windy!” Ia menjabat tangan saya secara kukuh. Oalah, syukurlah, tampaknya sepantaran. Saya mendadak menghilangkan sebutan 'mbak' saat memanggil namanya. Yang mengasyikkan, ternyata para penggagas yang lain pun tak kalah segar, pertanda semangat muda yang mereka usung tak tanggung-tanggung.

“Selamat datang di GagasMedia ya!”

Semringah sekali mendengar kata sambutan itu, seolah melenyapkan rasa terintimidasi oleh deretan buku hasil kerja keras mereka yang berjejer di rak partisi.
Kenapa hanya seolah? Karena bagaimana pun, saya adalah murid baru di sekolah yang siap digojlok para senior.

Iya, GagasMedia memang sekolah baru bagi saya. Bedanya, 'kakak senior' dan 'penggojlokan'nya sungguh bersahabat. Bahkan saat mereka menyebalkan, saya masih mau mendengarkan. Ini sungguh di luar kebiasaan.

Saya bukan termasuk penulis beruntung yang bisa kirim naskah-edit sedikit-langsung terbit. Tapi ternyata 'beruntung' hanya perkara sudut pandang. Karena kini justru bersyukur karena berkat 'kesialan' itu saya bisa melewati proses pembelajaran yang sungguh tak terbeli.

Saya belajar sesuatu yang baru, menyesuaikan dengan kaidah yang layak dan yang paling terberat: mengalahkan ego pribadi.

Gagasmedia memberikan kesempatan saya untuk tergelincir, terperosok dan bangkit kembali, sampai saat ini; tujuh tahun berjalan bersama.

Kini kantor redaksi GagasMedia masih berada di lantai dua, dengan gedung yang jauh lebih besar dan nyaman, diselimuti berbagai kenangan menawan.

Berhubung hari ini adalah ulang tahun GagasMedia yang ke 10, izinkan saya berbagi 10 kenangan menawan antara saya dan GagasMedia yang tak kan terlupakan! Psst, beberapa di antaranya rahasia yang belum pernah terkuak, loh!

  1. Pertama kali kirim draft ke GagasMedia berjudul Kecoa Tuna Susila. Diubah dengan cantik menjadi Joker; Ada Lelucon Di Setiap Duka. (Terima kasih untuk ide judulnya, Icha Rahmanti).
  2. Novel kedua, Bintang Bunting sebenarnya selesai ditulis sebelum Joker. Ide awal ditulis pas SMA, ber-setting Istanbul. Penulisan dilanjutkan tahun 2003, setelah akhirnya saya berlibur ke Istanbul.
  3. Ada benang merah karakter di Joker dan Bintang Bunting. Rencananya sih, benang merah itu akan memanjang di semua novel saya, kelak. Kalau ada umur. Amin.
  4. Setelah Joker dan Bintang Bunting, ada naskah saya yang ditolak, isinya kumpulan blog. Sakit hati? Nggak dong! Kalau tetap dipaksakan terbit, kemungkinan besar sekarang jadi malu.
  5. Saya pernah bekerja sebagai editor di GagasMedia, gak sampai setahun. Alasan resign: Mau bikin buku 'mediterranean cuisine'. Eh, malah jadi TKI.
  6. Kisah Parfum Impian di The Journeys 1 merupakan prequel dari Kedai 1001 Mimpi.
  7. Draft Kedai 1001 Mimpi berjudul asli Arabia Undercover.

    Eh. Bentar bentar. Ini kok, malah kayak ngomongin tentang saya ya? Tuh, kan, susah melawan ego diri untuk tampil. 
  8. Pas jadi editor, pernah meeting penulis di Plaza Senayan, pas pulang menuju kantor di Jagakarsa, jalanan macet luar biasa. Diperkirakan memakan waktu 5 jam. Solusinya? NGIBRIT KE BANDUNG. Cuma 2.5 jam! Besoknya berangkat ngantor dari subuh. Ah, seandainya saja harga bensin murah, bolak balik Bandung - Jakarta setiap hari gak masalah!
  9. Dapet kosan yang nyaman dan asyik deket kantor. Awal-awalnya sih, kalo ngantor jalan kaki. Belakangan pake mobil. Karena... di... pinggir... jalan....pernah... liat.. pocong.
    Tapi bentuk pocongnya bagus banget kayak di film-film, jadi sampai sekarang masih meyakinkan diri kalo itu orang iseng.
  10. Pernah jatuh di tangga kantor sampai berdebam berakhir lebam. Berasa syuting sinetron penyiksaan. Karena malu, begitu bangkit jalan lenggak lenggok ala model macho seperti biasa. Begitu keluar kantor sempoyongan ke pijat urut terdekat.

Sepuluh kali lagi, selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia! Selamat ulang tahun GagasMedia!

Saya bangga menjadi salah satu penulis yang dibesarkan GagasMedia. Kalau boleh, saya ingin lebih banyak belajar dan membesar lagi bareng kamu, Gas!

Salam sayang,


Valiant Budi Vabyo

2 comments:

  1. kenangan yang ketiga maksudnya benang merah apa ya kak? ada karakter yang sama atau gimana? kok aku ga sadar yaa .___.

    ReplyDelete
  2. Selalu aja bisa bikin tersenyum hanya dengan membaca kata per kata dari penulis (yang katanya) tampan yang satu ini.

    ReplyDelete

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*