Apa saat paling menghibur saat naik pesawat terbang?
Ah, tentu saja: makan!
Tak terkecuali saat di Korean Air, menu makan malam yang disajikan adalah Bibimbap, terdiri dari cincang sapi, berbagai sayuran segar, minyak wijen dan gochujang; pasta pedas. Mangkuk sebelahnya berisi cauliflower cream soup & nasi.
Tanpa pikir panjang, saya memasukkan daging & sayuran ke dalam sup, lalu makan dengan lahap. Ternyata salah langkah.
“Oh, maaf, saya tadi tidak bilang cara makan Bibimbap ini, ya! Tunggu akan saya ambilkan menu baru!” Sang pramugari yang melewati kursi tampak panik melihat isi mangkuk saya.
“Gak masalah, kok. Lagian sudah mau habis,” Saya lantas menelaah mangkuk, menerka apa yang salah. Tapi dia secepat kilat melengos ke balik gorden.
“Jadi begini, campurkan daging sayuran ini dengan nasi, lalu bubuhkan gochujang sebanyak anda suka,” Sang pramugrasi berparas cantik itu kembali memberikan saya menu utuh, alhasil makan 1.5 porsi deh!
Kiat sesat: jadi kalau mau nambah makan bibimbap di Korean Air, pura-pura salah campur saja, yuk!
Semendaratnya di Seoul, saya tidak berharap banyak, alhasil sering terhenyak!
Mulai dari para nona aduhai yang jajan-jajan cantik tengah malam, sepasang romantis yang saling bergenggaman dalam gerimis manis, atau sekadar bos muda yang sedang sengit mempertaruhkan karir di telepon. Berasa terjun langsung ke layar drama korea.
Lalu, apa saat paling menghibur saat kaki memijak daratan?
Ah, masih sama, kok: makan!
Di darat pun saya berkesempatan mencoba beberapa versi bibimbap; yang ternyata masuk jajaran makanan terlezat dunia versi CNN travel!
Jadi ya, setelah ngobrol sama tukang masak andal di Seoul, bibim berarti campur, bap berarti nasi. Oh, jadi nasi campur!
Bibimbap ini fleksibel banget; bisa disajikan dingin saat musim panas dan disajikan panas saat musim dingin. Dalam satu porsi bibimbap setidaknya bakal punya 5 sajian warna yang masing-masing berbeda nutrisi dan punya lambang arah mata angin & bagian tubuh; hitam untuk utara & ginjal (contoh: jamur shitake), merah untuk selatan & jantung (contoh: cabai), hijau untuk timur & hati (contoh: bayam), putih untuk barat & tenggorokan (nasi), kuning untuk pusat & perut (contoh: telur).
Berhubung jadi penasaran nyicip sajian ala Korea lainnya. akhirnya nanya sana sini restoran paling enak di Seoul. Terlontarlah nama paling sering disebut: Si Wha Dam.
Si Wha Dam berkonsep fine dining; jadi menawarkan menu Korea bergaya barat. Karena kalau menu 'korea beneran' kan konon 'sekali dateng langsung banyak mangkuk'. Ya udah gak perlu ribet, karena Si Wha Dam mengenalkan diri sebagai Modern Korean Restaurant.
Oh ya, tenang, ke sini gak perlu dandan ala kawinan, kok. Saya pakai kemeja flanel, celana jeans dan sepatu keds, bisa melenggang memasuki ruangan berdinding pastel dan berpenerangan nyaman.
Terus, setiap meja tertutup sekat, jadi bisa heboh melototin racikan cantik (baca: “aduh sayang banget dimakan”) mereka secara saksama.
Tapi kalau ditilik-tilik dari arti Si = puisi, Hwa = bunga, Dam = cerita, jadi mengerti kenapa mereka menyajikan berbagai menu Korea secara artistik.
Dimulai dari tatakan piring dari tembikar pedesaan sampai bentuk sayuran bermotif bunga yang dikemas menawan, jadi berasa melahap bulat bulat galeri seni! Sudah gitu ya, kita makan diiringi musik petikan gayageum, semua panca indera dimanjain!
Nama menu-menunya sungguh puitis, salah satunya: 'bowls of blowing wind from salt ponds, the flower of salt’. Efek pitanya berhasil bikin berasa berangin-angin, sih.
Ada juga menu yang kalau ditelaah mirip taman. Sungguh ya, daging dan jamur di atas batu panas itu beradu pamer kenikmatan di lidah!
Nah, ini menu favorit saya: Kimchi Meets Pasta: tart kimchi lembut berpadu dengan spaghetti tinta cumi!
Kalau mau booking Si Wha Dam, bolehlah telepon ke 02-738-8855. Buka 11am–3pm & 6pm–10pm. Alamatnya di 152 Insa-dong, Jongno-gu, Seoul. Kalau naek subway bisa ngincer Jongno 3-ga Station (Line 1, 3, 5) + exit 5.
Ah, tentu saja: makan!
Tak terkecuali saat di Korean Air, menu makan malam yang disajikan adalah Bibimbap, terdiri dari cincang sapi, berbagai sayuran segar, minyak wijen dan gochujang; pasta pedas. Mangkuk sebelahnya berisi cauliflower cream soup & nasi.
Tanpa pikir panjang, saya memasukkan daging & sayuran ke dalam sup, lalu makan dengan lahap. Ternyata salah langkah.
“Gak masalah, kok. Lagian sudah mau habis,” Saya lantas menelaah mangkuk, menerka apa yang salah. Tapi dia secepat kilat melengos ke balik gorden.
“Jadi begini, campurkan daging sayuran ini dengan nasi, lalu bubuhkan gochujang sebanyak anda suka,” Sang pramugrasi berparas cantik itu kembali memberikan saya menu utuh, alhasil makan 1.5 porsi deh!
Kiat sesat: jadi kalau mau nambah makan bibimbap di Korean Air, pura-pura salah campur saja, yuk!
Semendaratnya di Seoul, saya tidak berharap banyak, alhasil sering terhenyak!
Mulai dari para nona aduhai yang jajan-jajan cantik tengah malam, sepasang romantis yang saling bergenggaman dalam gerimis manis, atau sekadar bos muda yang sedang sengit mempertaruhkan karir di telepon. Berasa terjun langsung ke layar drama korea.
Lalu, apa saat paling menghibur saat kaki memijak daratan?
Ah, masih sama, kok: makan!
Di darat pun saya berkesempatan mencoba beberapa versi bibimbap; yang ternyata masuk jajaran makanan terlezat dunia versi CNN travel!
Jadi ya, setelah ngobrol sama tukang masak andal di Seoul, bibim berarti campur, bap berarti nasi. Oh, jadi nasi campur!
Bibimbap ini fleksibel banget; bisa disajikan dingin saat musim panas dan disajikan panas saat musim dingin. Dalam satu porsi bibimbap setidaknya bakal punya 5 sajian warna yang masing-masing berbeda nutrisi dan punya lambang arah mata angin & bagian tubuh; hitam untuk utara & ginjal (contoh: jamur shitake), merah untuk selatan & jantung (contoh: cabai), hijau untuk timur & hati (contoh: bayam), putih untuk barat & tenggorokan (nasi), kuning untuk pusat & perut (contoh: telur).
Berhubung jadi penasaran nyicip sajian ala Korea lainnya. akhirnya nanya sana sini restoran paling enak di Seoul. Terlontarlah nama paling sering disebut: Si Wha Dam.
Si Wha Dam berkonsep fine dining; jadi menawarkan menu Korea bergaya barat. Karena kalau menu 'korea beneran' kan konon 'sekali dateng langsung banyak mangkuk'. Ya udah gak perlu ribet, karena Si Wha Dam mengenalkan diri sebagai Modern Korean Restaurant.
Oh ya, tenang, ke sini gak perlu dandan ala kawinan, kok. Saya pakai kemeja flanel, celana jeans dan sepatu keds, bisa melenggang memasuki ruangan berdinding pastel dan berpenerangan nyaman.
Terus, setiap meja tertutup sekat, jadi bisa heboh melototin racikan cantik (baca: “aduh sayang banget dimakan”) mereka secara saksama.
Tapi kalau ditilik-tilik dari arti Si = puisi, Hwa = bunga, Dam = cerita, jadi mengerti kenapa mereka menyajikan berbagai menu Korea secara artistik.
Dimulai dari tatakan piring dari tembikar pedesaan sampai bentuk sayuran bermotif bunga yang dikemas menawan, jadi berasa melahap bulat bulat galeri seni! Sudah gitu ya, kita makan diiringi musik petikan gayageum, semua panca indera dimanjain!
Nama menu-menunya sungguh puitis, salah satunya: 'bowls of blowing wind from salt ponds, the flower of salt’. Efek pitanya berhasil bikin berasa berangin-angin, sih.
Ada juga menu yang kalau ditelaah mirip taman. Sungguh ya, daging dan jamur di atas batu panas itu beradu pamer kenikmatan di lidah!
Nah, ini menu favorit saya: Kimchi Meets Pasta: tart kimchi lembut berpadu dengan spaghetti tinta cumi!
Kalau mau booking Si Wha Dam, bolehlah telepon ke 02-738-8855. Buka 11am–3pm & 6pm–10pm. Alamatnya di 152 Insa-dong, Jongno-gu, Seoul. Kalau naek subway bisa ngincer Jongno 3-ga Station (Line 1, 3, 5) + exit 5.
Laporan makan belum kelar, ngider dulu ya!
Ya ampuuuun. Ke Korea itu impian banget deh buat penggemar KDrama kayak aku *tears*
ReplyDeleteAnyway, makasih bikin envy. Cerita2 lebih banyak lagi ya tentang Korea. Ditunggu. :)