Saya tidak mudah terbuai janji manis.
Tapi keteguhan hati ini goyah saat melihat sebuah janji dari Astra International melalui akun twitter Satu Indonesia melalui program #generAKSISEHATIndonesia ini:
Sebagai mantan bocah bolor yang sangat mengerti rasanya hobi baca tapi pandangan mengabur, saya terpancing sekali mendukung janji ini. Lagian caranya gampang kan, kalau biasanya selfie pegang sisir, cangkir, atau pacar orang, kini tinggal selfie sambil pegang janji, dan ….tring! Ada 1 kacamata baca untuk anak yang membutuhkan di setiap 1 janji!
Alhasil selama kurang lebih 2 bulan, saya memantau program ini, memastikan agar kacamata-kacamata itu sampai ke para mata yang ingin melihat dunia lebih jelas. Iya, saya tak ingin lalai setelah terbuai!
Ternyata, pemantauan ini terbalas indah, karena Astra International mengajak saya ikut terjun langsung membagikan kacamata... ke Atambua!
Wuah, berhubung saya belum pernah ke Nusa Tenggara Timur, deg-degannya sebelas rupa! Kenapa sebelas? Karena kami akan terbang tanggal 11 Februari 2015 dari Jakarta via Kupang!
Jujur saja, saat pertama kali mendengar Atambua yang merupakan ibu kota Kabupaten Belu juga terletak di perbatasan Indonesia & Timor Leste ini, yang terbayang adalah jalan bebatuan dikelilingi hutan. Ternyata dugaan saya keliru! Walau bagian hutannya tidak salah, tapi perjalanan kami dari bandara sampai ke SD Fatubenuo melalui jalan aspal yang relatif mulus!
Horeee, berarti aksi sehat ini akan berlangsung lancar, semoga!
Sesampainya di halaman SD, kami disambut para penari cilik, melakukan tarian tradisional asli Belu untuk penyembutan: likurai. Waah, cuaca panas seketika sejuk lihat senyum dan binar mata jenaka mereka!
Ternyata saya baru tahu, akan ada 4.005 kacamata baca yang dibagikan untuk anak-anak Indonesia. Waah, terima kasih untuk semua yang sudah asyik selfie dan pamer janji! Dari 4.005 itu, 958 kacamata sudah dibagikan kepada anak-anak SD-SMP yang kurang mampu di Jakarta Utara, dan ada 1.500 kacamata untuk anak-anak dari 30 sekolah di Atambua ini. Yang menyenangkan, di sini juga akan diserahkan 1.000 buku! Waah, pas banget! Setelah mata bisa melihat jelas, bisa baca buku sampai puas!
Di ruang pemeriksaan refraksi mata, saya sempat mengobrol dengan Ipi, siswa kelas 6 yang mempunyai gangguan penglihatan di mata kiri. Ia memilih kacamata bergagang biru. Kalau sudah besar, Ipi ingin menjadi guru Bahasa Inggris. Wah, amin! Semoga setelah bisa membaca dengan jelas, Ipi bisa baca buku pelajaran tanpa waswas. Diam-diam saya memperhatikan Ipi kala sedang mengaca sambil mencoba kacamata barunya. Tiba-tiba ia tertunduk sambil menutup kelopak matanya, kemudian kembali bercermin sambil tersenyum. Seolah ingin meyakinkan diri kalau Ipi sedang tidak bermimpi.
“Kalau kamu gimana, udah jelas belum bacanya?” Tanya saya pada gadis manis yang sedang menjalani pemeriksaan refraksi.
“Bisa kak, asal tidak ketutupan badan kakak,” jawabnya polos.
Oops, maafkan badan bongsor kakak ya, adek-adek sayang!
Ternyata kegiatan #generAKSISEHATIndonesia ini bukan asal gaya, tapi dilatarbelakangi data riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013: 4,6% dari total populasi Indonesia memakai kacamata koreksi refraksi dan lensa mata. Data WHO juga menyebutkan kalau 80% kasus gangguan penglihatan bisa dicegah & 90% dari kasus gangguan penglihatan diderita oleh masyarakat dari keluarga berpenghasilan rendah. Kalau dihubungkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, apabila gangguan refraksi tidak ditangani sungguh-sungguh, bisa perkembangan kecerdasan anak terganggu, deh!
Nah, di Atambua sendiri, pemeriksaan tahap pertama dilaksanakan di 30 SD di tiga kecamatan. Kalau belum mencapai 1.500 anak, bakal lanjut di berbagai kecamatan lain, mulai dari pinggiran Atambua sampai kabupaten tetangga.
Eh sebentar, tadi katanya total ada 4005 kacamata kan ya, 958 di Jakarta Utara + 1500 di Atambua, sisanya buat siapa? Ternyata Astra akan membagikan kacamata lagi di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara!
Ah, semoga akan banyak Ipi-ipi lain yang segera happy, ya! Terima kasih Satu Indonesia sudah menepati janji dan berbagi, Semoga akan lebih banyak anak Indonesia bisa melihat lebih jelas & cerdas!
Tapi keteguhan hati ini goyah saat melihat sebuah janji dari Astra International melalui akun twitter Satu Indonesia melalui program #generAKSISEHATIndonesia ini:
Sebagai mantan bocah bolor yang sangat mengerti rasanya hobi baca tapi pandangan mengabur, saya terpancing sekali mendukung janji ini. Lagian caranya gampang kan, kalau biasanya selfie pegang sisir, cangkir, atau pacar orang, kini tinggal selfie sambil pegang janji, dan ….tring! Ada 1 kacamata baca untuk anak yang membutuhkan di setiap 1 janji!
Alhasil selama kurang lebih 2 bulan, saya memantau program ini, memastikan agar kacamata-kacamata itu sampai ke para mata yang ingin melihat dunia lebih jelas. Iya, saya tak ingin lalai setelah terbuai!
Ternyata, pemantauan ini terbalas indah, karena Astra International mengajak saya ikut terjun langsung membagikan kacamata... ke Atambua!
Wuah, berhubung saya belum pernah ke Nusa Tenggara Timur, deg-degannya sebelas rupa! Kenapa sebelas? Karena kami akan terbang tanggal 11 Februari 2015 dari Jakarta via Kupang!
Jujur saja, saat pertama kali mendengar Atambua yang merupakan ibu kota Kabupaten Belu juga terletak di perbatasan Indonesia & Timor Leste ini, yang terbayang adalah jalan bebatuan dikelilingi hutan. Ternyata dugaan saya keliru! Walau bagian hutannya tidak salah, tapi perjalanan kami dari bandara sampai ke SD Fatubenuo melalui jalan aspal yang relatif mulus!
Horeee, berarti aksi sehat ini akan berlangsung lancar, semoga!
Sesampainya di halaman SD, kami disambut para penari cilik, melakukan tarian tradisional asli Belu untuk penyembutan: likurai. Waah, cuaca panas seketika sejuk lihat senyum dan binar mata jenaka mereka!
Ternyata saya baru tahu, akan ada 4.005 kacamata baca yang dibagikan untuk anak-anak Indonesia. Waah, terima kasih untuk semua yang sudah asyik selfie dan pamer janji! Dari 4.005 itu, 958 kacamata sudah dibagikan kepada anak-anak SD-SMP yang kurang mampu di Jakarta Utara, dan ada 1.500 kacamata untuk anak-anak dari 30 sekolah di Atambua ini. Yang menyenangkan, di sini juga akan diserahkan 1.000 buku! Waah, pas banget! Setelah mata bisa melihat jelas, bisa baca buku sampai puas!
Di ruang pemeriksaan refraksi mata, saya sempat mengobrol dengan Ipi, siswa kelas 6 yang mempunyai gangguan penglihatan di mata kiri. Ia memilih kacamata bergagang biru. Kalau sudah besar, Ipi ingin menjadi guru Bahasa Inggris. Wah, amin! Semoga setelah bisa membaca dengan jelas, Ipi bisa baca buku pelajaran tanpa waswas. Diam-diam saya memperhatikan Ipi kala sedang mengaca sambil mencoba kacamata barunya. Tiba-tiba ia tertunduk sambil menutup kelopak matanya, kemudian kembali bercermin sambil tersenyum. Seolah ingin meyakinkan diri kalau Ipi sedang tidak bermimpi.
“Kalau kamu gimana, udah jelas belum bacanya?” Tanya saya pada gadis manis yang sedang menjalani pemeriksaan refraksi.
“Bisa kak, asal tidak ketutupan badan kakak,” jawabnya polos.
Oops, maafkan badan bongsor kakak ya, adek-adek sayang!
Ternyata kegiatan #generAKSISEHATIndonesia ini bukan asal gaya, tapi dilatarbelakangi data riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013: 4,6% dari total populasi Indonesia memakai kacamata koreksi refraksi dan lensa mata. Data WHO juga menyebutkan kalau 80% kasus gangguan penglihatan bisa dicegah & 90% dari kasus gangguan penglihatan diderita oleh masyarakat dari keluarga berpenghasilan rendah. Kalau dihubungkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, apabila gangguan refraksi tidak ditangani sungguh-sungguh, bisa perkembangan kecerdasan anak terganggu, deh!
Nah, di Atambua sendiri, pemeriksaan tahap pertama dilaksanakan di 30 SD di tiga kecamatan. Kalau belum mencapai 1.500 anak, bakal lanjut di berbagai kecamatan lain, mulai dari pinggiran Atambua sampai kabupaten tetangga.
Eh sebentar, tadi katanya total ada 4005 kacamata kan ya, 958 di Jakarta Utara + 1500 di Atambua, sisanya buat siapa? Ternyata Astra akan membagikan kacamata lagi di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara!
Ah, semoga akan banyak Ipi-ipi lain yang segera happy, ya! Terima kasih Satu Indonesia sudah menepati janji dan berbagi, Semoga akan lebih banyak anak Indonesia bisa melihat lebih jelas & cerdas!
Terima kasih, Astra International! |
NAH, sekarang mari menari gembira bersama geng Atambua!
Mantaapp.. Jd inget dulu saya pake kacamata sejak kelas 3 SD..
ReplyDelete