Search This Blog

Friday, September 19, 2008

Dihujat seakan bejat

Ketika seorang aktris papan atas meninggalkan panggung dengan berlinang air mata pada saat peluncuran film terbarunya, aduh… gue pengen melukin, deh!

Bukan karena dia menggairahkan dan gue pengen curi-curi grepe, tapi kebayang aja rasanya udah kerja keras ampe tergopoh-gopoh, tapi hasilnya dicemooh.. Apalagi kalo kena kritik menjatuhkan, sungguh memilukan.

Gak usah ngalemin sendiri, denger-denger dari cerita temen aja udah ketularan sakit hati. Kayak sahabat masa SMP pas bikin sketsa gambar buat CAlon paCAR, hasilnya malah dirobek-robek si CA-CAR karena gambar pipinya kegendutan (padahal memang begitu apa-adanya). Atau temen kuliah yang mesti nelen setoples pil pahit pas sebuah House Production terang-terangan nyuri konsep acara TV buatannya yang sebelumnya ditolak mentah-mentah ampe bikin muntah. Atau juga pas rekan sesama penulis dalam forum bedah buku yang hampir tewas diberondong caci maki, sampai diancam untuk jangan menulis buku lagi.

Sungguh, bukan kami ingin dipuja untuk jadi idola. Ada yang lebih berharga dari sekadar pujian, penghargaan, dan pengakuan, yaitu pengertian. Bahwa di balik sebuah karya—apapun itu—ada sebuah proses panjang yang bisa jadi jauh bernilai daripada karya itu sendiri.

Menjadi seorang seniman, seolah harus menaati kontrak tak tertulis; harus menyiapkan mental baja untuk dihina secara sadis.

Kami pekerja seni bukan seorang seorang kriminal. Kalopun sampai lepas kendali, arahkan kami untuk kembali. Siap kok dikritik, asal bisa bikin karya kami lebih baik.

Tapi, kalo memang gak bisa bikin semua orang bahagia, siapkan selalu senyum hangat, walaupun hati miris akibat dihujat.

Semoga, caci maki gak akan bikin kreativitas kami terhenti.

Selamat berakhir pekan, kawan :)


1st cover concept by Andi Iskandar for Joker novel. (2006)

Comments from Facebookers:

Baihaqi Achmad wrote
at 3:07pm
kenapa joker gak pake konsep yg ini aja Val? lebih oke loh menurut gue

Valiant Budi Yogi wrote
at 9:36pm
Hai Haqi, this one is my favourite too. Tapi memilih cover buku ternyata gak bisa cuma ngandelin favorit penulis, ada aspek laen yang mesti diperhatiin. Jadi redaksi dan pemasaran juga ikut nilai. Jadi setelah melalui proses jotos-jotosan ampe gigi hampir rontok semua, akhirnya diputuskan cover yang sekarang lo liat di buku Joker :) Udah baca belon? :D

1 comment:

  1. Anonymous10:15 AM

    maksudnya titi kamal ya itu ahhaha.. bagus abnget tulisanmu. Orang yang hanya bisa mencemooh adalah orang-orang bodoh yang gak tau dan gak ngerti ada apa proses keras di belakangnya..

    ReplyDelete

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*