Search This Blog

Wednesday, December 17, 2008

Huuuuuu! Dan penonton pun kecewa….

Ada lima berita panas dalam beberapa hari terakhir ini yang berhasil bikin gue terpelanting dari kursi, bahkan terjengkang dari pelana kuda….

[1] Pemerintah kembali menurunkan harga premium dan solar.
Lagi!! Lagi!! Lagi!! :)

[2] George Bush dilempari sepatu oleh seorang jurnalis TV lokal pas lagi konferensi pers di Bagdad.
Sebenernya yang "panas" itu adalah berbagai komentar yang kemudian muncul seperti:

>> Mr Bush ngomentarin ukuran sepatu yang hampir ngagaplok kepalanya berukuran 10.
Iiih, sempet-sempetnya ngukur sepatu :). Tapi reaksi yang cukup bijak!

>> Budaya pelemparan sepatu di timur tengah adalah sebuah penunjukkan rasa ketidaksenangan / tidak menghargai.
Emang ada budaya pelemparan sepatu yang menyatakan rasa perdamaian?

>> Hari insiden tersebut diusulkan untuk diperingati sebagai hari pelemparan sepatu sedunia.
Jadi setiap 14 Desember kita boleh melempar sepatu pada siapapun yang tidak kita sukai? MENARIK!! :)

>> Sang pelempar sepatu, Montadhar Zaidi dianugerahi gelar pahlawan oleh para demonstran Irak.
Semoga gak ditiru orang-orang yang sibuk grasa-grusu pengen disebut pahlawan.

>> Andai aja si artis R F yang pernah kena kasus sama pacarnya (sekarang mantan) si A itu mematenkan aksi penyerangan sepatu hak-nya, pasti dia kaya raya sekarang.
Gak mau komen, ah :))

Seiring dengan komen-komen "luchyu" ini, bermunculan pula video-video parodinya yang gak kalah hillarious. Ada yang memodifikasi momen ini jadi kayak permainan PS, ada juga yang niat banget ngeganti sepatunya jadi bom.

[3] Gelora Bung Karno dijadikan agunan surat hutang oleh pemerintah.
Berita ini bikin gue ngelirik-lirik was was monas, Gedung Sate, candi Borobudur….

[4] Babak “baru” kasus penggelapan uang Krisna Mukti, kasus penganiayaan dan korban penipuan Marcella Zalianty, kasus narkoba Marcia, kasus Cucu Cahyati, yang diberitakan secara berurutan dalam sebuah berita nasional.
Gila, kalo semua artis tersandung masalah hukum, infotainment bisa ngejajah berita nasional, tuh! Dan gue tadi pagi di sms salah seorang sahabat—yang kebetulan newsanchor—ada berita tentang ayah dari salah satu runner up singing contest yang tertangkap basah lagi pesta ganja. Auh, makin “seru” awjah.

[5] Lia Eden memberikan surat berisi “wahyu” Tuhan untuk Presiden—lengkap dengan tanda tangan Ruhul Jibril Kudus!—meminta pemerintah untuk menghapus berbagai ajaran agama selain sekte kerajaan Tuhan yang dipimpinnya!
Selama ini, gue cenderung gak peduli sama merebaknya berbagai aliran yang dinyatakan sesat. Tapi berhubung ajarannya Lia ini udah bener-bener nyenggol sebadan-badan, duh, murkanya sejiwa raga!!

Ah, bener ya, berita duka penuh kontroversi selalu jadi jawara (bisa diliat dari 5 berita di atas, yang bikin happy cuman turunnya harga BBM doang..). Apalagi kalo pake toping air mata dan luka. Ini juga terbukti pada kompilasi berita di salah satu berita TV swasta, berita nomor satunya gak jauh-jauh dari tragedi penuh sengketa, darah, dan duka.

Tapi ternyata gak cuma berita aja yang menganut bad news is a good news, karena dalam pertemanan pun, asas ini kadang diperlukan.
Maksud gue, ada seseorang di luar sana, yang ketika menanyakan ‘Apa kabar?’, dia nggak mengharapkan jawaban yang ‘Saya baik-baik aja.’

Terbukti dari obrolan template yang nyerang gue dalam dua bulan terakhir ini. Penyerangan ini bermula dari rencana kepergian gue buat hijrah ke negara lain. Awalnya, sih, gak ada masalah. Tapi setelah berlangsung berulang-ulang—bahkan dari orang yang sama—lama-lama eneg juga.
Ya, suka lucu aja ngadepin orang-orang yang tampak jadi ribet sendiri sama “masalah” yang kita punya, padahal kita-nya berasa nyantai-nyantai aja, kok. Beneran, bukan sok kuat atau sok tabah. Lagian kalo beneran butuh perhatian, gak akan malu buat bilang, kok! Sumpah! Swear! 私は誓う !! कसम खाता हूँ !! أقسم !

Sebetulnya obrolan template di bawah ini gak penting buat dibaca. Cuma mau curhat colongan aja (sekaligus konferensi pers—haha!). Jadi kalo males, skip aja tulisan yang kecil-kecil ini :).


Obrolan template ini, diawali dengan pertanyaan pengganti ‘Hai, apa kabar?’ yaitu:

Loh, kok elo belum pergi-pergi juga, sih?!

Jawaban Template [JT]: Masih nunggu visa…atau… Masih nunggu paspor…atau juga…Masih nunggu kelengkapan administratif dari Depnaker.

Pertanyaan Template [PT]: Kok, lama banget, sih, perginya?

Agak-agak aneh juga ngadepin pertanyaan ini. Abis dengan intonasi dan gestur tertentu, malah berkesan pengen gue cepet pergi :).

[JT]
Waduh, lo yang sabar ya? Padahal kan harusnya gue yang mesti sabar, ya? :) Dari awal proses recruitment oleh agensi ini, kita udah dikabarin kalo proses pengurusan berbagai surat-surat keberangkatan dan izin bekerja memakan waktu yang gak bisa ditentukan. Ada yang cuma butuh sebulan, 6 bulan, malah setahunan. Kan kebijakan—juga keribetan—tiap perusahaan dan tiap negara beda-beda. Jadi, ya, rasanya gue belum saatnya panik, lah. Wong, ini baru 3,5 bulan, kok….”

[PT]
Kalo belum pasti, kenapa kemaren gembar-gembor farewell-an segala, yang gak ngundang-ngundang kita itu, loh….

[JT]
Duh, maaf, itu sebenernya lebih ke acara kumpul bareng yang diselenggarakan sobat-sobat gue… Jadi, maaf banget, gak pernah maksud gembar-gembor dan memang bukan acara perpisahan penuh undangan….

[PT]
Oooh…. Eh, jangan-jangan agensi lo itu nipu, tuh!!
Dia ngomongnya dengan mata berbinar-binar penuh harap.

[JT]
Waduh, jangan ampe ya! Gue ama agensinya sampai sekarang masih berkomunikasi, kok, termasuk via Facebook. Mereka pun secara berkala ngabarin proses perkembangannya. Terus kantor agensinya juga gampang didatengin, kok (gue pun nyebutin alamat lengkapnya). Websitenya juga ada. Emang, sih, ini semua gak ngejamin bakal gak akan ada penipuan, tapi kalo di kemudian hari mereka nekat, gue tinggal nyerahin aja data-data plus foto karyawan yang udah gue simpen di folder gue ke polisi…. hehe!

[PT]
Tapi lo udah keluar duit banyak, kaaaan?!

[JT]
Baru keluar dikit, kok. Itu pun buat keperluan administratif kayak foto dan medical check up, yang mana gue juga udah dapet hasil lab-nya. Yah, bersyukur juga lah, jadi tau kalo gue bebas AIDS. Hihi!

[PT]
Rumah sakitnya abal-abal kali?

[JT]
(Mulai narik napas) Nggak mungkin banget lah…. Wong gue dateng langsung ke rumah sakitnya kok, plus test macem-macem ampe bugil-bugil segala! Gue pun memberitahu nama sebuah rumah sakit yang memang sering dipakai para TKI buat ngelakuin serangkaian tes kesehatan, di daerah Jakarta Utara. Lo cek aja sendiri. Sekalian ama agensinya, gih.

[PT]
Terus lo sekarang ngapain dooong sambil nunggu tanggal keberangkatan?! Gak bosen?!

[JT]
Iya enggak lah, secara gue masih banyak hutang kerjaan juga di sini; ngelarin draft buku sama dikit-dikit ngedit naskah juga. Sisanya, ya, jalan-jalan sambil icip-icip makanan baru plus teteup blogging….

>>> Percakapan pun (biasanya) berakhir. Thank GOD! <<<

Mendengar penjelasan panjang lebar (yang setelah gue pikir-pikir ulang, kok, tampak gak penting, ya?), dia malah menampakkan raut kecewanya; seakan gak puas dengan performa jawaban gue.

Pada saat itulah… gue nyadar, kalo seorang penonton baru aja kecewa.
Kayaknya gue ngerti, deh, kenapa beberapa orang begitu peduli dan jadi ribet sendiri. Mereka kayaknya nggak ngedapetin berita yang dia pengenin. Mereka gak tertarik sama jawaban-jawaban optimis macem tadi. Gue lupa mengolahnya dengan bumbu-bumbu tragedi, kontroversi, duka, maupun luka, seperti acara Termehek-mehek yang ratingnya lagi juara itu….

Maaf….



”Moral” of the story:
Jangan sembunyikan dukamu, kawan. Karena air mata derita kita ini bisa jadi tawa bahagia bagi orang lain.
Bila memang benar-benar diperlukan, pura-puralah berduka untuk orang-orang yang memang menginginkannya. Buatlah mereka bahagia dengan duka kita.
Tenang saja, aksi ini tak akan membuat bahagia yang sebenarnya menjadi ternoda… Karena… (ehem) seja ti nya… keba-hagiaan yang hakiki, cukup ki-ta saja-lah yang mera-sakan dan menge-tahui…


Belajar dari pengalaman buruk tadi, gue sekarang lagi giat-giatnya berlatih obrolan template dengan jawaban template baru, lengkap dengan mimik wajah memelas bak kurang darah.

[PT]
Loh, kok elo belum pergi-pergi juga, sih?!

[JT BARU]
Iyaaaa… aku pun bingung kenapa gak pergi-pergiihh….
Hidupkuh… sepertinya hancur…
Tiada harapan secercah pun! Aku benar-benar menderita… napasku sesak… leherku tercekik… aku ingin mati sajaaaaaaa…..”


So, how? Are you happy now?!