Search This Blog

Sunday, May 03, 2009

Pelanggan adalah raja... yang teraniaya, tersiksa. dan terhina....

Apakah elo termasuk orang yang gemar melarikan diri saat sakit hati? 
Akibatnya badan jadi kurus setiap habis putus?? 

Kalo iya, pasti lo sama kayak gue; sekalinya dikecewain, langsung pindah cari yang lain.
Entah itu pacar atau pun sebuah layanan. 
Maaf ya, agak kepaksa nyamain orang sama barang... karena sama-sama berkaitan dengan masalah hati.

Seperti halnya sekitar tiga tahun yang lalu, saat gue masih berumur belasan dan tampan memulai hubungan dengan salah satu provider internet--yang dari namanya, sih, ngeklaim kalo koneksinya dijamin cepet...tapi ternyata mampet :( Karena nyatanya kadang berasa lebih kilat kirim surat lewat pos daripada kirim e-mail!

Setahun kemudian, takdir berkata lain, gue mesti meninggalkan kota tercinta. Dan tampaknya hubungan dengan provider ini pun gak memungkinkan buat long distance relationship, alhasil gue pun memutuskan hubungan--yang sejujurnya dari jauh-jauh hari sudah sering terpikirkan, tapi masih bingung nyari-nyari alesan. Ah, emang paling enak, ya, nyalahin takdir... :p

Perpisahan kami cukup membingungkan, bak perceraian Dewi Sandra dan Glen Fredly; banyak pertanyaan yang dibiarkan mengambang untuk kemudian menghilang.

Bayangkan... bahkan setelah sekitar sebulan gue hijrah, seorang mas-mas datang ke rumah menagih biaya bulanan internet yang harusnya sudah putus hubungan itu. Ha, siapa yang make? Kalong wewe?!? 
Aneh,deh... kayak mantan istri minta biaya aborsi untuk janin fiktif...

Untung aja gue udah nitipin "surat cerai"nya ke bokap, jadinya gue bebas dari tersangka buronan. Dan si mas-mas pun pergi dengan tangan hampa... ya tentu saja!!

Sungguh, dendam kesumat ini sudah menguap layaknya aroma lembab karpet yang dijemur berhari-hari, tapi baunya kembali menyeruak saat membaca sebuah pernyataan dari seorang Executive General Manager layanan internet yang cepetnya supermampet tersebut atas komplain masyarakat terhadap koneksi provider yang ternyata sampai hari ini masih labil macem ABG upil...

Tanggapan yang dikemukakannya pada sebuah situs berita nasional ini bener-bener bikin tercengang sampai ngangkang! Boro boro, deh, dapet jawaban klise macem "kami akan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi", justru malah balik nyalahin pelanggan; yang menurutnya gemar (browsing/nge-download) konten luar dari pada konten lokal... (makanya jadi lambat). HAH?!?! @%$^&^%$!

Sumpah... ada banyak pertanyaan bernada caci maki yang jumlahnya jauh melebihi batas temen di Facebook mengenai pernyataan yang agak kurang waras ini. Tapi rasanya kekesalan ini sudah terwakili oleh mereka yang udah kadung membabi buta di kolom komentar artikel tersebut.

Buat sekedar nambah efek dramatis atas peristiwa pelecehan pelanggan ini, gue pernah ngalemin dibentak-bentak SPG di pom bensin Cilandak-Jakarta karena minuman botol dinginnya gak laku. Gue masih inget muka dan perkataannya,"Mas, beli dooong! Saya mesti ngejar target! "

Terus kakak gue juga pernah ngedapetin hari sial ketika seorang pramuniaga sebuah restoran cepat saji di Bandung yang malah balik melawan ketika dikomplain karena pesenan ayamnya salah terus;"Saya CAPE, Mbaak!!"

Dengan berat hati, izinkan kami sebagai pelanggan buat ngebentak balik dengan nada suara tertinggi kami, "ITU DERITA LO!!"


Sejujurnya dibalik kekesalan ini, ada juga seutas... atau setengah utas lah... yaah... seperseribu utas rasa iba karena mungkin saja sebagai pegawai/bawahan mereka sedang dalam keadaan tertekan yang bisa jadi akibat suatu kondisi perusahaan itu sendiri.

Gue juga sering kok ngalemin dongkol sama bos besar tapi mesti sumringah menghadapi pelanggan dalam satu waktu yang bersamaan. Mami sama tante girang sama-sama minta jatah.
Lebih parahnya lagi kalo mesti menghadapi customer yang komplain tentang sesuatu yang bahkan kita (sebagai bagian dari produsen) sebelum-sebelumnya sudah ikut melaporkan, tapi tidak ada tanggapan dari pihak atasan-yang berwenang.

Tapi rasanya tidak ada seutas pun rasa pengertian yang pantas diberikan kalo sikap pelecehan konsumen ini justru datang dari mulut sang petinggi produsen itu sendiri...

"Pelanggan adalah raja?" 

Innalillahi wa innailaihi roji'un....

[VB]

Pernah jadi raja yang teraniaya? Ceritain di sini...