Search This Blog

Thursday, September 20, 2012

Tuduh Mengaduh

"Sekarang aku mengerti, kenapa fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Fitnah membuatku berasa mati, tapi tetap harus bernapas." - Novel Joker-Ada Lelucon Di Setiap Duka (2007)

Sayangnya fitnah juga menempati urutan teratas kenangan paling tak terlupakan, mengalahkan pesona cinta pertama. Setidaknya bagi saya.

Fitnah yang masih terasa getar perihnya adalah saat dituduh mencuri handphone pelanggan pas kerja di Saudi Arabia. Sungguh tak terlupakan perasaan waswas dikepung tatapan penuh hujatan itu, walau dalam hati saya yakin bisa membuktikan bahwa tuduhan itu salah.

Bangsatnya setelah mereka tidak menemukan handphone yang mereka cari, mereka malah memastikan bahwa handphone yang berada di saku saya adalah benar-benar milik saya. (Kisah selengkapnya ada di buku Kedai 1001 Mimpi).

Prasangka ketika menjadi sebuah keyakinan memang membuat apa pun yang terlihat sesuai persangkaan. Ketika seseorang sudah begitu antipatinya, kita sedang asyik merangkai bunga pun disangka lagi bikin sesembahan setan.

Ah, masa segitunya?
Jangan kaget ya, bisa lebih dari segitu malah.

Tuduhan berlanjut saat Kedai 1001 Mimpi terbit, ada beberapa orang yang menyangka atau bahkan memaksa yakin bahwa ini merupakan kisah fiktif.
Persangkaan itu dimulai dari:
"Karakter utama buku ini sungguh tidak masuk akal. Masa ada lulusan hukum bela-belain jadi TKI dengan alasan dangkal? Masa iya karir bagus mau ditukar jadi sekedar tukang bikin kopi (barista)?"

Masih banyak "keganjilan" yang dia jabarkan, yang sayangnya benar-benar saya alami. Saksinya banyak pula.
Saya hampir saja membalas e-mail itu dengan lampiran attachment scanned akta kelahiran, ijazah S1, paspor, ijazah barista, .....

Sampai akhirnya saya tersadar. Kenapa harus sibuk memberikan pembuktian pada 1 orang--sedangkan saksi hidup saya sebagai "karakter ganjil" itu bertebaran di muka bumi. *tsah*

Lalu, masih dari buku Kedai 1001 Mimpi, "karakter ganjil" yang diserang bukan hanya saya saja, beberapa orang mempertanyakan keaslian para tokoh di buku itu.

Perhatikan tuduhan di bawah ini baik-baik, kata per kata:

"Jika anda tidak bisa memberikan kami bukti seperti foto, maka kami beranggapan karakter itu fiktif."

Lah. Ini minta pembuktian atau penasaran? Saya lebih baik dianggap berbohong ketimbang melanggar janji untuk merahasiakan identitas teman-teman saya.
Lalu kalimat di atas terdengar sama konyolnya seperti "Kalo gue panggil elo gak noleh berarti elo budeg."

Lalu pertanyaan-pertanyaan susulan seperti agama saya apa pun mulai bikin geregetan. Sudah dijawab, minta pembuktian. Sayangnya saya tidak punya stok foto sedang berdoa khusyu dengan tatapan syahdu berbulir air mata di bawah kilau cahaya rembulan.

Dan seandainya saya nekad membuat foto itu, pasti akan ada yang meminta pembuktian bahwa "Apakah foto itu tipuan photoshop?!" *udah GR duluan*

Lalu lalu... *Maaf ya belum selesai. Kalo mau istirahat, lanjutin baca besok aja.*

Teror tanpa identitas mulai berhamburan. Sesekali hujatan itu saya "pamerkan" di twitter apabila memang saya dalam keadaan kalut dan butuh perhatian.
Respons yang mendoakan banyak, yang menyangka teror ini hanya "black campaign buat promo buku" juga tidak sedikit.

Ya sudah lah ya.

Saya tentu saja ngeri mengetahui ada orang tak dikenal--atau tak mau dikenal, tau keberadaan saya dengan bonus ban mobil gembos. Atau sekadar begitu hapal kemana saya pergi seharian dengan oleh-oleh caci maki.
Saya cuma lelaki gembrot "berkarakter ganjil" yang kebetulan gemar menulis. Kenapa begitu merasa terancam? Atau terobsesi? *GR kembali*

Sejujurnya saya malu untuk mengeluh tentang teror meneror ini, karena ternyata ini sepertinya lumrah terjadi bagi kehidupan seniman. Gak usah jauh-jauh. Dari yang terdekat dengan lahan pekerjaan saya aja dulu: para personil SM*SH. Teror dan ancaman buat saya tidak ada apa-apanya dibanding yang mereka dapat.

Dan ada sepenggal kisah mereka yang berhubungan dengan teror meneror yang membuat saya tertegun. Singkat cerita, salah satu peneror mereka tertangkap oleh bang Benny Zuniar (salah satu kreator SM*SH). Peneror yang gemar menebar kata-kata kasar penuh ancaman itu setelah tertangkap basah hanya menangis meraung-raung minta ampun. Dan dia berpenampilan laki-laki metal. Grrrrr.

Balik lagi ke kisah saya. Saya memang sudah melaporkan setiap ancaman yang saya terima-disertai bukti print-out cetak ancaman atau foto2 ban gembos ke kepolisian terdekat--Polsek Coblong (Kaserse Riski--siapa tau butuh pembuktian adanya laporan saya, hehe!), buat sekadar bekal bila terjadi hal yang tidak diinginkan. *Na 'udzubillah*
Sampai akhirnya saya jenuh sendiri, karena setiap melahirkan karya baru, selalu lahir pecinta--sekaligus pembenci baru. Para peneror makin beragam, dari yang sekadar ABG aliran-kpop-fanatik vs serangan-jihad-kaum-ekstrimis-boybeniyah sampai  pembela-mati-saudi-yang-tidak-bisa-membedakan-budaya-dan-agama.

*tarik napas. buang upil*

Mungkin memang inilah paket kehidupan saya saat ini, untuk saling mengimbangi satu dengan yang lainnya. Seperti ketika Tuhan memberikan keseimbangan antara sepasang mata bulat besar dan hidung yang lancip.

Saya tidak mau berhenti berkarya, hanya karena takut dibenci.

Ciptaan Tuhan saja sering dicaci, apalagi yang cuma karya saya.
Keberadaan Tuhan saja sering dipertanyakan, apalagi karakter saya. (Emang aneh mungkin ya, mantan TKI kok jadi pencipta lagu boyband)
Sabda nabi pun sering diyakini sebagai kebohongan, apalagi yang cuma ocehan gak penting saya ini.

Tapi maaf, saya yang tau detail hidup saya. Dan mungkin beberapa sahabat termasuk keluarga.  Dan saya bersyukur memiliki mereka yang mempercayai saya.

Memang benar, orang yang paling mudah menghakimi justru orang yang jarang - atau bahkan tak mengenal / menemui kita. Mereka terlalu sibuk dengan alam pikir masing-masing. Mungkin dengan hanya membaca 1 atau 100 tweet saja, dicampur desas desus atau cerita pihak ketiga, orang begitu mudah mengasumsikan sesuatu.

Tidak semua yang tampak seperti yang terlihat. Tidak semua bunyi seperti yang terdengar.

Dan maaf, saya rasa tidak perlu pembuktian untuk mereka yang gemar mencari kesalahan.

Akhir kata, saya mendoakan setulus hati agar orang-orang penuduh itu mempunyai hidup yang jauh lebih menakjubkan sehingga tak perlu lagi sibuk mempertanyakan pembuktian hidup saya.


Salam damai,


Vabyo.

6 comments:

  1. Beuh...orang seperti Bang Vabyo aja dicaci, apalagi kami ni..hehe, tetep semangat aja bang, ingat kata pepatah, ga kenal makan tak kenal, hehe

    ReplyDelete
  2. Bukan pujian juga sih, tapi sekedar ingin sharing aja, Mas. :) Aku dulu juga tinggal di Arab, tepatnya di Qatar. Walaupun dulu hanya sempat sekolah smp sampai sma aja disana tapi pengalaman "konyol" nya banyak.
    Kenapa suka dan pengen orang baca buku Kedai 1001 Mimpi, pertama suasana yang dibuat di buku itu bikin kangen sama suasana Arab yang benar-benar unik. Cara orang disana berpikir, memandang, jahil dan tingkah yang aneh-aneh yang diceritain di Kedai 1001 Mimpi itu memang ada yang udah aku alamin juga. Jadinya seperti nostalgia lagi.
    Mungkin ada sebagian orang yang tidak percaya, itu wajar sih, tapi kalau aku juga pintar nulis kata-kata seperti Mas Vabyo, mungkin pengalaman gila-gila yang terjadi di sana juga aku ceritain semua.
    Semoga Mas Vabyo tetap berkarya dan tetap ramah sama fans nya.. :)

    ReplyDelete
  3. Dan sayangnya, sejak kali pertama membaca buku kedai 1001 mimpi, saya sudah yakin kalau semua kisah yang ada dalam buku tersebut adalah kisah nyata. :)

    ReplyDelete
  4. Dan sayangnya, sejak kenal buku kedai 1001 mimpi, saya sudah yakin kalau semua kisah dalam buku tersebut memang benar-benar kisah nyata. :D

    ReplyDelete
  5. Halo Heiji!
    Sayangnya ada yang kenal juga tetep gak mau kenal *apa ini*
    Makasih untuk penyemangatnya!

    Halo Pieth!
    Waah, ayo jangan ragu bercerita juga dong pengalaman di sana, kita berbagi :)

    Halo kamuitubeda!
    Terima kasih untuk kepercayaannya ya!

    ReplyDelete
  6. Aku salah satu orang yg percaya kisahmu di Arab itu nyata. Terus berkarya ya. Tertanda: fans barumu :)

    ReplyDelete

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*