Selamat datang di kota Sydney! Kaitkan semua kancing jaket anda, lilitkan syal di leher bila perlu.
Cuaca
saat ini sedang cerah bergairah, dengan embusan angin dingin
menggelitik asyik!
Eits,
jangan lupa juga majukan 3 jam jarum jam tangan, biar tidak terlambat
boarding untuk pesawat selanjutnya!
Sleepless in Sydney |
Transit sejenak di Sydney, untuk kembali terbang sekitar 1.5 jam menuju Melbourne. Duh, semoga cuaca di sana secerah ini, jadi bisa langsung jalan-jalan dan pamer foto sambil pura-pura sibuk celingukan.
Syukurlah, doa terkabul! Begitu keluar dari Tullamarine Airport, matahari terang benderang, sinarnya sesekali menghangatkan kulit yang terkungkung suhu bertemperatur 12℃. Adem asoy!
Kami
lalu diboyong ke tempat bobo yang terletak di jantung kota; Somerset on
Elizabeth. Melihat lajur tram persis
depan Somerset & beberapa cafe beroperasi 24 jam di sekitarnya, membuat saya
yakin bisa bahagia sampai tengah malam!
Yuk,
kita check in dulu!
Wuah, menyenangkan banget apartemennya! Ada mesin cuci, microwave, kompor, pemanggang roti, sampai TV pun 2 buah, masing-masing di ruang tengah dan ruang bobo. Dan sekamar sendirian saja, HOHOHOHO!
Setelah
mandi sekejap dan gelepar-gelepar manja di ranjang, saatnya menemui perwakilan dari Tourism Victoria, Om Geoff Reynolds.
Dia akan membawa kami jalan-jalan ke alun-alun kota: Federation
Square, yang terletak di persimpangan Flinders Street & Swanston
Street.
Dalam perjalanan, di
setiap cafe yang terlewati tercium aroma espresso yang minta disesap
banget. Sementara itu telinga terhibur nyanyian beberapa pengamen
kece yang sedang beraksi di panggung kecilnya masing-masing.
Saya mencoba menyamakan ketukan langkah dengan para Melbournians, berusaha melebur dalam irama kota.
Mengamati
derap langkah dan binar mata mereka yang berlalu lalang,
membuat kantuk hilang sekejap, tiba-tiba ingin melebur bersama
empat juta penduduk di kota yang didirikan sejak 1835 ini. Jadi
penari latar salah satu street performer itu pun tak apa-apa, lah!
Loh,
niat baru tampil, tapi ternyata kita udah mejeng di layar besar yang ternyata bisa diakses via web cam.
Nyisir, ah!
Di Federation Square seluas 3.2 hektar ini banyak tempat tongkrongan wajib, seperti
galeri, cafe, bar, sampai award winning restaurant, salah satunya
tempat makan siang kami: Taxi Kitchen.
Restoran
ini menawarkan hidangan ala Asia-Australia dengan sentuhan bumbu yang
pas di lidah saya—yang masih memendam rasa rindu pada gurih.
Setidaknya itu yang saya rasakan saat menyantap salah satu menu
andalan mereka: Seared salmon, warm sea lettuce & zucchini salad
with a black garlic dressing.
Untuk pencuci mulut, wajib coba Lemon meringue pie – frozen like Nan’s &
Untuk pencuci mulut, wajib coba Lemon meringue pie – frozen like Nan’s &
Kelar
makan siang, minggat ke Australian Centre for the Moving Image
(ACMI), yuk! Tempatnya masih di Federation Square kok, jadi tinggal
melipir seksi!
Sebelum
masuk ACMI, ngikutin gaya tendangan Kung Fu ala Po dulu, ah!
Di
ACMI ada perayaan 20 tahun DreamWorks Animation: Journey From
Sketch To Screen. Kita disuguhi berbagai never-before seen-original
artworks, behind the scenes berbagai film favorit dari Antz,
Madagascar, sampai tentu saja Kung Fu Panda.
Conrad Vernon lagi asyik cerita proses kreatif membangun cerita dalam film Shrek. |
The Brainstorm; proses kreatif pengembangan adegan film animasi. Kayak beneran ikut meeting! |
Pameran ini berlangsung sampai 5 Oktober 2014, kalau baca postingan ini saat masih segar, masih ada waktu bertandang ke sana!
Eits,
ACMI ternyata punya dagangan yang bikin ngiler bener!
Ngiler
sebenernya belum berakhir, tapi Om Geoff mengajak kami
keluar ACMI untuk menemui seorang lelaki berjenggot panjang bernama
David yang sempat saya kira si Redfoo dari LMFAO.
Wah
mau di bawa kemana kita, Mas David?
Wah,
ternyata kita akan menjelajah Melbourne sambil menikmati Street Art
yang bergelimpangan di berbagai dinding kota!
Mas
David fasih sekali memberikan info detail di setiap karya yang
terpajang—entah yang di dinding atau tempat sampah; dari siapa pembuatnya, teknik yang dipakai, sampai
kisah-kisah seru tersembunyi di balik pembuatannya.
Misalnya...psst...jangan
bilang-bilang ya! Kadang ada seniman yang sampai berseteru karena
rebutan lahan. Juga ada yang ribut-ribut ganteng gara-gara lukisannya
cuma mejeng sehari di dinding, terganti gambar baru.
Tapi
ributnya berakhir asyik, saling berlomba bikin karya ciamik!
Setelah ditilik-tilik, ternyata banyak detail mengejutkan di berbagai lukisan. Tidak hanya gambar, tapi juga benda-benda yang kita gak nyangka-nyangka ikut mejeng—sebagai elemen penguat pesan dalam lukisan.
Ehem...
Bisakah anda menemukannya?
Melbourne Street Art Tour berakhir di Franklin St, dalam sebuah studio bernama Blender yang dijadikan tempat bereksperimen para seniman jalanan. Yang menyenangkan, siapa pun bebas berpesta kreasi di sini!
Malah
mereka juga menyediakan tempat bobo buat backpacker, loh!
Saat cahaya langit
Melbourne meredup, saya bergegas dari studio Blender ke
Waterfront Way. Kali ini kami akan menggapai Melbourne dari angkasa!
Tebak
ke mana?! Tunggu di serial Jelajah Melbourne berikutnya ya!
250,
Elizabeth Street
Melbourne
VIC 3000 Australia
Phone:
(61-3) 8665 8888
Taxi
Kitchen
Federation
Square
Swanston
Street
Melbourne
VIC 3000
Phone:
(61-3) 9654 8808
http://www.taxikitchen.com.au/
Australian
Centre for the Moving Image
Federation
Square, Melbourne
Phone
(61-3) 8663 2200
Acmi.net.au
Melbourne Street Art Tours
Melbourne Street Art Tours
Blender
Studios
110 Franklin
St
Melbourne
VIC 3000, Australia
Phone
(61-3) 9328 5556
Bang itu Gravity warna warni, siapa yang gambar ya? mau order buat memberi corak kamar kos-kos an....
ReplyDeleteSUKSES YA BUKU BARUNYA (di Gramedia Malang belum tersedia neh)