Search This Blog

Thursday, May 15, 2014

Jelajah Indah Melbourne: Coretan Balik Layar & Seni Jalanan


Selamat datang di kota Sydney! Kaitkan semua kancing jaket anda, lilitkan syal di leher bila perlu.
Cuaca saat ini sedang cerah bergairah, dengan embusan angin dingin menggelitik asyik!
Eits, jangan lupa juga majukan 3 jam jarum jam tangan, biar tidak terlambat boarding untuk pesawat selanjutnya!


Sleepless in Sydney

Transit sejenak di Sydney, untuk kembali terbang sekitar 1.5 jam menuju Melbourne. Duh, semoga cuaca di sana secerah ini, jadi bisa langsung jalan-jalan dan pamer foto sambil pura-pura sibuk celingukan.

Syukurlah, doa terkabul! Begitu keluar dari Tullamarine Airport, matahari terang benderang, sinarnya sesekali menghangatkan kulit yang terkungkung suhu bertemperatur 12. Adem asoy!




Kami lalu diboyong ke tempat bobo yang terletak di jantung kota; Somerset on Elizabeth. Melihat lajur tram persis depan Somerset & beberapa cafe beroperasi 24 jam di sekitarnya, membuat saya yakin bisa bahagia sampai tengah malam!

Yuk, kita check in dulu!

Wuah, menyenangkan banget apartemennya! Ada mesin cuci, microwave, kompor, pemanggang roti, sampai TV pun 2 buah, masing-masing di ruang tengah dan ruang bobo. Dan sekamar sendirian saja, HOHOHOHO!

Setelah mandi sekejap dan gelepar-gelepar manja di ranjang, saatnya menemui perwakilan dari Tourism Victoria, Om Geoff Reynolds. Dia akan membawa kami jalan-jalan ke alun-alun kota: Federation Square, yang terletak di persimpangan Flinders Street & Swanston Street.


Dalam perjalanan, di setiap cafe yang terlewati tercium aroma espresso yang minta disesap banget. Sementara itu telinga terhibur nyanyian beberapa pengamen kece yang sedang beraksi di panggung kecilnya masing-masing.



Saya mencoba menyamakan ketukan langkah dengan para Melbournians, berusaha melebur dalam irama kota.
Mengamati derap langkah dan binar mata mereka yang berlalu lalang, membuat kantuk hilang sekejap, tiba-tiba ingin melebur bersama empat juta penduduk di kota yang didirikan sejak 1835 ini. Jadi penari latar salah satu street performer itu pun tak apa-apa, lah!

Loh, niat baru tampil, tapi ternyata kita udah mejeng di layar besar yang ternyata bisa diakses via web cam. Nyisir, ah!

Di Federation Square seluas 3.2 hektar ini banyak tempat tongkrongan wajib, seperti galeri, cafe, bar, sampai award winning restaurant, salah satunya tempat makan siang kami: Taxi Kitchen. 


Restoran ini menawarkan hidangan ala Asia-Australia dengan sentuhan bumbu yang pas di lidah saya—yang masih memendam rasa rindu pada gurih. Setidaknya itu yang saya rasakan saat menyantap salah satu menu andalan mereka: Seared salmon, warm sea lettuce & zucchini salad with a black garlic dressing.

Untuk pencuci mulut, wajib coba Lemon meringue pie – frozen like Nan’s &
Mini doughnuts with caramelised milk jam-nya, deh! 

Kelar makan siang, minggat ke Australian Centre for the Moving Image (ACMI), yuk! Tempatnya masih di Federation Square kok, jadi tinggal melipir seksi!
Sebelum masuk ACMI, ngikutin gaya tendangan Kung Fu ala Po dulu, ah!

Duh, ternyata daya ngangkang saya terbatas. Harap maklum.
Di ACMI ada perayaan 20 tahun DreamWorks Animation: Journey From Sketch To Screen. Kita disuguhi berbagai never-before seen-original artworks, behind the scenes berbagai film favorit dari Antz, Madagascar, sampai tentu saja Kung Fu Panda.


Conrad Vernon lagi asyik cerita proses kreatif membangun cerita dalam film Shrek.

The Brainstorm; proses kreatif pengembangan adegan film animasi. Kayak beneran ikut meeting!

Pameran ini berlangsung sampai 5 Oktober 2014, kalau baca postingan ini saat masih segar, masih ada waktu bertandang ke sana!

Eits, ACMI ternyata punya dagangan yang bikin ngiler bener!




Ngiler sebenernya belum berakhir, tapi Om Geoff mengajak kami keluar ACMI untuk menemui seorang lelaki berjenggot panjang bernama David yang sempat saya kira si Redfoo dari LMFAO.
Wah mau di bawa kemana kita, Mas David?


Wah, ternyata kita akan menjelajah Melbourne sambil menikmati Street Art yang bergelimpangan di berbagai dinding kota!





Mas David fasih sekali memberikan info detail di setiap karya yang terpajangentah yang di dinding atau tempat sampah; dari siapa pembuatnya, teknik yang dipakai, sampai kisah-kisah seru tersembunyi di balik pembuatannya.
Misalnya...psst...jangan bilang-bilang ya! Kadang ada seniman yang sampai berseteru karena rebutan lahan. Juga ada yang ribut-ribut ganteng gara-gara lukisannya cuma mejeng sehari di dinding, terganti gambar baru.
Tapi ributnya berakhir asyik, saling berlomba bikin karya ciamik!



Setelah ditilik-tilik, ternyata banyak detail mengejutkan di berbagai lukisan. Tidak hanya gambar, tapi juga benda-benda yang kita gak nyangka-nyangka ikut mejeng—sebagai elemen penguat pesan dalam lukisan.
Ehem... Bisakah anda menemukannya?







Melbourne Street Art Tour berakhir di Franklin St, dalam sebuah studio bernama Blender yang dijadikan tempat bereksperimen para seniman jalanan. Yang menyenangkan, siapa pun bebas berpesta kreasi di sini!
Malah mereka juga menyediakan tempat bobo buat backpacker, loh!

Saat cahaya langit Melbourne meredup, saya bergegas dari studio Blender ke Waterfront Way. Kali ini kami akan menggapai Melbourne dari angkasa!
Tebak ke mana?! Tunggu di serial Jelajah Melbourne berikutnya ya!




PS: Catet nih, kali aja butuh!

Somerset On Elizabeth
250, Elizabeth Street
Melbourne VIC 3000 Australia
Phone: (61-3) 8665 8888

Taxi Kitchen
Federation Square
Swanston Street
Melbourne VIC 3000
Phone: (61-3) 9654 8808
http://www.taxikitchen.com.au/

Australian Centre for the Moving Image
Federation Square, Melbourne
Phone (61-3) 8663 2200
Acmi.net.au

Melbourne Street Art Tours
Blender Studios
110 Franklin St
Melbourne VIC 3000, Australia
Phone (61-3) 9328 5556

1 comment:

  1. Bang itu Gravity warna warni, siapa yang gambar ya? mau order buat memberi corak kamar kos-kos an....

    SUKSES YA BUKU BARUNYA (di Gramedia Malang belum tersedia neh)

    ReplyDelete

Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*