Dear
Valiant,
Saya mulai mengenal tulisanmu melalui buku Kedai 1001 Mimpi. Teman saya yang pertama kali mengenalkan bukumu. Dia menyarankan saya untuk membaca bukumu karna dia ingin saya terinspirasi untuk menyalurkan rasa sedih dan depresi saya melalui media menulis. Agar dapat mengurangi depresi saya (saya dalam kondisi depresi dan membutuhkan perawatan dokter/psikolog saat itu atas apa yang menimpa saya saat itu, sampai berat badan pun menurun drastis 15 kg dalam 3 bulan).
Beberapa bulan setelah itu, saya mulai memberanikan diri menulis tentang perasaan saya terhadap hal2 menyakitkan dan menyedihkan yang terjadi dalam hidup saya, kemudian saya cetak (dengan bantuan teman yang kerja di percetakan) menjadi 'buku'. 'buku' tersebut saya bagikan kepada orang-orang terdekat saya. Ternyata itu sangat membantu pemulihan psikologi saya.
Saat saya membaca Kedai 1001 Mimpi, saya sangat menyukai gaya tulisan vabyo. Apa yang yang diceritakan Valiant pun membuat saya kaget dan berpikir: 'Gila' bener ni orang kisah perantauannya. Terbesit di hati, apakah memang Valiant jujur dalam menulis semua pengalamannya tersebut? Oleh karena itu, saat tau bahwa Valiant akan datang ke tempat tinggal saya, Semarang, untuk talkshow buku Kedai 1001 Mimpinya di Gramedia Amaris, saya langsung datang. Ngga peduli saat itu lagi sakit dan lemes banget. Saya ingin tau, seperti apa Valiant itu sebenarnya. Dari hasil pengamatan saya, Valiant jujur dengan apa yang ditulis, bukan orang yang senang membuat sensasi. Dan saya suka dengan personality Valiant.
Oya, saudara sepupu saya yang sebelumnya hubungan kami sangat dekat, sangat marah saat tau saya membaca dan menyukai buku Kedai 1001 Mimpi. Dia bilang bahwa buku Valiant penyebar fitnah dan menghina muslim. Yang menyakitkan saat dia bilang 'yang menyukai buku itu, hanya orang yang membenci muslim.' Whaaat? Saya nasrani, tapi saya tidak membenci muslim, apalagi membenci sepupu saya yang muslim. Saat saya tanya 'apakah kamu sudah membaca bukunya', dia bilang ngga.'Ngapain baca buku sesat kayak gitu!'
Apalagi sekarang ini di masa pilpres, sepupu saya bilang, 'tuh kan, Valiant itu anti muslim walaupun dia muslim, makanya pilih Jokowi. Whaaat? *Dia juga sebel saya mendukung Jokowi... :( *
Kemarin saya memberikan kado buku Kedai 1002 Mimpi Valiant untuk dia. Saya juga menulis pesan di kado tersebut, dengan mengambil kutipan dari buku Valiant: "Aku ternyata begitu merindukan kebersamaan atas nama manusia, tanpa kecurigaan, persangkaan, atau letup amarah. Cukup atas nama manusia saja, bila ternyata embel-embel identitas lainnya hanya membuat kita meniadakan cinta"
(Atas permintaan pengirim surat, nama tidak disertakan dalam postingan ini)
Saya mulai mengenal tulisanmu melalui buku Kedai 1001 Mimpi. Teman saya yang pertama kali mengenalkan bukumu. Dia menyarankan saya untuk membaca bukumu karna dia ingin saya terinspirasi untuk menyalurkan rasa sedih dan depresi saya melalui media menulis. Agar dapat mengurangi depresi saya (saya dalam kondisi depresi dan membutuhkan perawatan dokter/psikolog saat itu atas apa yang menimpa saya saat itu, sampai berat badan pun menurun drastis 15 kg dalam 3 bulan).
Beberapa bulan setelah itu, saya mulai memberanikan diri menulis tentang perasaan saya terhadap hal2 menyakitkan dan menyedihkan yang terjadi dalam hidup saya, kemudian saya cetak (dengan bantuan teman yang kerja di percetakan) menjadi 'buku'. 'buku' tersebut saya bagikan kepada orang-orang terdekat saya. Ternyata itu sangat membantu pemulihan psikologi saya.
Saat saya membaca Kedai 1001 Mimpi, saya sangat menyukai gaya tulisan vabyo. Apa yang yang diceritakan Valiant pun membuat saya kaget dan berpikir: 'Gila' bener ni orang kisah perantauannya. Terbesit di hati, apakah memang Valiant jujur dalam menulis semua pengalamannya tersebut? Oleh karena itu, saat tau bahwa Valiant akan datang ke tempat tinggal saya, Semarang, untuk talkshow buku Kedai 1001 Mimpinya di Gramedia Amaris, saya langsung datang. Ngga peduli saat itu lagi sakit dan lemes banget. Saya ingin tau, seperti apa Valiant itu sebenarnya. Dari hasil pengamatan saya, Valiant jujur dengan apa yang ditulis, bukan orang yang senang membuat sensasi. Dan saya suka dengan personality Valiant.
Oya, saudara sepupu saya yang sebelumnya hubungan kami sangat dekat, sangat marah saat tau saya membaca dan menyukai buku Kedai 1001 Mimpi. Dia bilang bahwa buku Valiant penyebar fitnah dan menghina muslim. Yang menyakitkan saat dia bilang 'yang menyukai buku itu, hanya orang yang membenci muslim.' Whaaat? Saya nasrani, tapi saya tidak membenci muslim, apalagi membenci sepupu saya yang muslim. Saat saya tanya 'apakah kamu sudah membaca bukunya', dia bilang ngga.'Ngapain baca buku sesat kayak gitu!'
Saya
jadi sedih. Kalaupun misalnya saya muslim, saya tetep suka kok
dengan buku Valiant karna ceritanya bagus dan gaya menulisnya
bagus. Saya suka dengan tulisan2 Valiant, buku Valiant yang
paling saya suka adalah Kedai 1001 Mimpi dan Joker. Setelah
perdebatan tentang buku Kedai 1001 Mimpi, hubungan saya dengan
sepupu saya jadi merenggang. Sedih, kenapa persaudaraan jadi
renggang hanya karena beda kesukaan? Kenapa hal2 non agama
dikait-kaitkan dengan agama? Bahkan dijadikan alasan kebencian
terhadap agama lain.
Apalagi sekarang ini di masa pilpres, sepupu saya bilang, 'tuh kan, Valiant itu anti muslim walaupun dia muslim, makanya pilih Jokowi. Whaaat? *Dia juga sebel saya mendukung Jokowi... :( *
Kemarin saya memberikan kado buku Kedai 1002 Mimpi Valiant untuk dia. Saya juga menulis pesan di kado tersebut, dengan mengambil kutipan dari buku Valiant: "Aku ternyata begitu merindukan kebersamaan atas nama manusia, tanpa kecurigaan, persangkaan, atau letup amarah. Cukup atas nama manusia saja, bila ternyata embel-embel identitas lainnya hanya membuat kita meniadakan cinta"
Semoga
dia mau membaca dan mengerti bahwa saya merindukan kembalinya
persaudaraan kami yang hangat, tanpa melihat perbedaan.. :')
Terima kasih
sudah mau membaca email saya, Valiant.
Berkah dalem.
Berkah dalem.
*
ini foto saat saya ikut talkshow Valiant bersama teman saya.
Saya di sebelah kanan, yang wajahnya terlihat paling mesakke. Berat
badan masih 38 kg saat itu. Sekarang berat badan sudah mendekati
normal dan sudah sembuh :-). Oya, terimakasih sudah berusaha
membuat kami tidak terlalu pendek di foto dengan tinggi Valiant
yang 180 cm ;-). Kami menunggu talkshow Kedai 1002 mimpi di
Semarang.*
(Atas permintaan pengirim surat, nama tidak disertakan dalam postingan ini)
Dear
Kamu,
Waduh,
untung saja pas baca buku saya, kamu gak tambah depresi ya!
Senang
sekali kepulihanmu bisa terbantu dengan menulis.
Ternyata
menulis kayak nyuci baju ya? Baju bersih, tangan juga ikut kinclong!
Yah, paling kulit agak-agak keriput dikit lah ya, haha!
Yah, paling kulit agak-agak keriput dikit lah ya, haha!
Saya
akui, menulis dengan jujur adalah tantangan terberat saya. Terkadang
ada saja godaan untuk menuliskan diri menjadi seorang 'jagoan', tapi
untungnya saya keburu sadar, ternyata saya lebih memuja ketenangan
ketimbang kemenangan semata.
Oh ya, 'tenang'
di sini termasuk saat menerima tuduhan-tuduhan seperti dari sepupumu
itu. Untungnya saat ini sudah bisa lebih ikhlas, baik dicinta ataupun dibenci.
Tapi
yang terpenting lagi, semoga setelah menerima kado itu, kamu dan sepupu bisa kembali
bergenggaman tangan, mengobrol hangat tanpa kecurigaan apa pun.
Akhir
kata, semoga hatimu ditenangkan dan dikuatkan selalu, sehat setiap
saat, amin!
Salam hangat,
Valiant
Salam hangat,
Valiant
No comments:
Post a Comment
Bebas komentar apa saja, asal damai. Terima kasih banyak :*